Cuan Besar dengan Memanfaatkan Peluang Bisnis Ekspor

Indonesia adalah negeri yang sangat kaya, hal ini tentu menjadi peluang bisnis ekspor. Anugrah dari Pencipta yang dilestarikan oleh para leluhur menjadi potensi besar yang tidak semua negara lain miliki.

Hasil bumi seperti pertanian dan perikanan Indonesia sudah dikenal di pasar ekspor global sejak lama. Bahkan bangsa-bangsa Eropa sejak abad 16 telah kepincut dengan hasil bumi bangsa kita. Jauh sebelum itu, peradaban besar seperti Mesir Kuno telah ekspor hasil bumi Nusantara, julukan negeri kita sebelum Indonesia.

Berbicara peluang ekspor sangat luas. Selain hasil bumi, komoditi ekspor yang menjadi peluang dari Indonesia sangat banyak. Barang kerajinan tangan, sampai makanan ringan khas Indonesia telah mampu menembus pasar ekspor global.

Terlalu banyak peluang bisnis ekspor yang berasal dari Indonesia, terkadang bagi orang awam justru akan membuatnya bingung ingin melakukan ekspor produk apa. Kendala lain dari para calon eksportir adalah cara serta administrasi yang mereka anggap sulit. Padahal, ekspor adalah sebuah aktivitas perdagangan yang mudah jika sudah dipelajari dengan baik.

Melirik negara tetangga Indonesia yaitu Singapura, mereka dikenal sebagai salah satu pelaku utama ekspor di Asia. Padahal jika dilihat, mereka tidak begitu banyak memiliki potensi komoditi untuk diekspor, terutama jika dibandingkan dengan Indonesia. Hal yang dapat dipelajari dari negara serumpun kita ini, mereka mampu memaksimalkan peluang bisnis ekspor, sekalipun tidak memiliki produknya. Mereka fokus menjadi trader, dan berhasil menjadi pelaku ekspor yang diperhitungkan di Asia.

Masyarakat Indonesia perlu melirik peluang bisnis ekspor dengan cermat. Pelajari dan manfaatkan peluang yang ada di sekitar. Berbagai komoditi nyatanya laku dan mampu menembus pasar global. Market akan selalu terbuka lebar, hanya tinggal kita yang perlu sedikit saja untuk mau mulai mempelajari dan memaksimalkan peluangnya.

Belajar ekspor kini dapat diperoleh dari mana saja. Kelas-kelas baik online maupun offline telah tersedia di mana-mana. GeTI Incubator, salah satu lembaga pendidikan yang juga mitra resmi pemerintah dalam Program Kartu Prakerja telah memiliki kelas tentang bisnis ekspor.

Berbagai materi yang disediakan telah siap mengupas cara memaksimalkan peluang bisnis ekspor. Segera pelajari bagaimana cara sampai kamu bisa menjadi eksportir cuan. Ikuti kelas ekspor di GeTI Incubator sekarang!

bisnis ekspor

Baca juga: Rahasia Cara Ekspor Produk UMKM di Era Pandemi

Ikut Pendidikan dan Pelatihan Kerja Malah Dapat Insentif!

Indonesia dianugrahi demografi angkatan produktif yang tinggi. Sayangnya, kebanyakan diantara mereka cenderung belum ikut pendidikan dan pelatihan kerja. Data penduduk tahun 2021 mengatakan, angkatan produktif di Indonesia mencapai 138 juta orang.

Hal ini merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan bagi bangsa ini. Angkatan produktif merupakan masyarakat yang memiliki rentang umur 15 sampai 64 tahun. Masyarakat di periode usia ini dapat dikatakan produktif karena dianggap mampu menghasilkan pendapatan baik dengan bekerja maupun berwirausaha.

Pendidikan dan pelatihan kerja adalah sebuah tangga yang dapat meningkatkan level terutama para angkatan produktif. Indonesia yang diprediksi pada tahun 2030 akan mendapat bonus demografi ditantang harus mendorong para angkatan produktif untuk ikut pendidikan dan pelatihan kerja.

Bonus demografi adalah sebuah fase di mana jumlah angkatan produktif di sebuah negara mencapai puncaknya. Beberapa kekuatan negara baru seperti Korea Selatan, dapat memanfaatkan bonus demografinya dengan baik. Indonesia yang tidak sampai sepuluh tahun lagi akan memasukinya, harus mempersiapkan angkatan produktifnya.

Sebuah riset menunjukkan, Indonesia berada di peringkat kelima di ASEAN dalam hal produktifitas tenaga kerja per orang per bulan. Pekerja di Indonesia menempatkan pendidikan dan pelatihan sebagai prioritas terakhir, ranking 10 dari 10.

Hal ini menunjukkan bahwa para angkatan produktif di Indonesia cenderung belum terdidik dan belum terlatih. Ditambah lagi, hanya 7,7% perusahaan yang menyisihkan anggarannya untuk pendidikan dan pelatihan kerja bagi karyawannya. Fenomena ini akhirnya membuat tidak heran, jika 90% angkatan produktif di Indonesia belum pernah mengikuti pelatihan bersertifikat.

Sebagai angkatan kerja yang digolongkan produktif, sudah saatnya mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan. Sertifikasi menjadi penting demi keahlian dan kemampuan menjadi lebih berkembang dan terlegitimasi. Berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan telah bermunculan dan bisa diikuti. Bahkan pemerintah telah membuat Program Kartu Prakerja, yang dapat menjadi pilihan untuk diikuti.

Para penerima manfaat program nantinya akan dididik dan dilatih sampai menerima sertifikat. Tanpa mengeluarkan biaya, program ini bahkan para pesertanya akan dapat insentif  pelatihan prakerja pada akhir pendidikan dan pelatihan.

GeTI Incubator sebagai mitra resmi pemerintah telah menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan Program Kartu Prakerja. Bersama GeTI Incubator, para peserta nantinya akan dapat ikut kelas-kelas pendidikan dan pelatihan sesuai keinginan.

Pada akhir pendidikan dan pelatihan, para peserta akan menerima insentif pelatihan prakerja langsung dari pemerintah. Jadikan diri kamu angkatan produktif yang terdidik dan bersertifikat. Daftar GeTI Incubator sekarang!

insentif pelatihan prakerja

Baca juga: Wapres: UMKM Perlu Naik Kelas dan Masuk Pasar Global

Program Prakerja Berhasil Memberikan Dampak Positif

Program Kartu Prakerja

Program Kartu Prakerja adalah salah satu terobosan dari pemerintahan Joko Widodo. Program ini memiliki tujuan untuk menyiapkan masyarakat Indonesia yang belum memiliki penghasilan untuk menambah kemampuan dirinya. Program Kartu Prakerja mendorong masyarakat agar mampu bekerja atau berwirausaha dengan bekal kemampuan yang cukup. Masalah seperti pengangguran dan kesenjangan ekonomi serta dampak turunannya, telah menjadi domain yang diharapkan mampu dijawab oleh program ini.

Pada awal dicetuskannya, program yang diinisiasi langsung oleh Presiden Joko Widodo pada masa kampanye Pemilu Presiden sempat menuai pro kontra. Banyak pihak yang menilai program ini akan banyak menimbulkan masalah. Namun saat beliau menjabat pada periode kedua, Jokowi, sapaan Bapak Presiden langsung merealisasikan dan kini telah berjalan sampai gelombang 22.

Program yang bertransformasi menjadi format daring akibat dampak pandemi ini, telah menjangkau jutaan masyarakat Indonesia. Bahkan, Program Kartu Prakerja diklaim sebagai program pemerintah yang paling dirasakan oleh masyarakat. Seiring pelaksanaannya, ketimbang menimbulkan banyak masalah, Program Kartu Prakerja justru berhasil memberikan dampak positif.

Dampak Positif Program Prakerja

Sebuah survei telah dilaksanakan yang melibatkan 47.000 responden dari penerima dan non penerima manfaat peserta Kartu Prakerja. Hasil survei tersebut menunjukkan 8% responden tercatat telah memperoleh penghasilan atau pendapatan, baik dengan bekerja atau berwirausaha. Ini berarti dari mereka yang sebelumnya menganggur, kini telah dapat berpenghasilan. Kemudian sebanyak 18% penerima manfaat Program Kartu Prakerja kini lebih berpeluang serta siap mendapatkan pekerjaan.

Hal ini berarti kelas-kelas yang telah diikut penerima manfaat, telah menghasilkan masyarakat yang lebih kompeten dan memiliki bekal keterampilan. Tak hanya itu, sebanyak 30% penerima manfaat program ini telah dapat dikategorikan lebih mungkin untuk memiliki atau membangun usaha. Data ini menunjukkan tingkat efektifitas dari pelaksanaan program.

Cerminan ini juga melegitimasi bahwa pemberian insentif pada peserta prakerja yang mengikuti pelatihan sudah tepat demi mendorong para penerima manfaat benar-benar membangun usahanya. Selain itu, hasil survei menunjukkan rata-rata pendapatan para peserta program pemerintah ini meningkat sebanyak Rp. 122.500 per bulannya. Tentunya ini menjadi dampak positif program prakerja.

Prestasi lain yang berhasil dicetak dari program yang diinisiasi oleh Jokowi ini adalah sebanyak 172% sertifikat oleh para peserta penerima manfaat program. Hal ini tentunya lagi-lagi memiliki dampak positif terhadap para alumni program yang keahliannya lebih dipandang karena telah tersertifikasi.

Data-data yang dihasilkan dari survei ini, menunjukkan efektifitas dari pelaksanaan Program Kartu Prakerja. Alih-alih menimbulkan banyak masalah dan memiliki dampak negatif, justru program ini berhasil menyelesaikan berbagai tantangan keprofesian dan ekonomi di Indonesia. Bahkan, program ini telah diklaim sebagai program pemerintah yang paling terasa manfaatnya oleh masyarakat.

Jadi tunggu apalagi, bagi masyarakat yang belum menerima manfaat program ini, segeralah mendaftar. Saat ini program ini telah memasuki gelombang 23.

Kamu dapat mengakses informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran, info kelas, dan yang lainnya di GeTI Incubator. GeTI Incubator adalah mitra resmi pemerintah yang menjadi salah satu operator pelaksana Program Kartu Prakerja. Yuk, segera daftar sekarang!

dampak positif program prakerja

Baca juga: Usaha Sampingan yang Bisa Dilakukan dari Rumah, Cocok untuk Ibu Rumah Tangga!

Dorong Potensi Ekonomi Digital Senilai Rp1.700 Triliun, Wapres: Kita Harus Nikmati Buahnya

JAKARTA, iNews.id – Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah terus mendorong seluruh pihak untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital di Tanah Air. Sebab, potensi tersebut nilainya mencapai Rp1.700 triliun dan masih akan tumbuh ke depan. “Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025 dengan nilai mencapai Rp1.700 triliun,” ujar Ma’ruf saat mencanangkan Ekosistem Global Halal Hub (GHH) sebagai Gerakan Nasional Sinergitas Menuju Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia 2024, Kamis (27/1/2022).

Ma’ruf menambahkan, dengan potensi yang sangat besar tersebut, jangan sampai masyarakat hanya menjadi konsumen. Menurutnya, masyarakat harus menjadi produsen untuk menikmati besarnya potensi ekonomi digital Indonesia. “Kita tidak ingin masyarakat Indonesia sekadar menjadi konsumen. Tapi harus mampu menjadi produsen yang turut menikmati buah dari perkembangan ekonomi digital,” kata dia.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa saat ini perkembangan konektivitas digital juga semakin membukakan peluang bagi pelaku UMKM. Utamanya, untuk mempromosikan produk-produknya pada etalase digital seperti marketplace maupun media sosial. “Peluang-peluang ini harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk UMKM. Seperti melalui digitalisasi pengelolaan dan pemasaran produk halal hingga mampu menembus persaingan pasar global,” ucap Ma’ruf.

 

Sumber: Inews.id

global halal hub

Baca juga: Wapres: UMKM Perlu Naik Kelas dan Masuk Pasar Global

Wapres: UMKM Perlu Naik Kelas dan Masuk Pasar Global

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin terus mendorong peningkatan pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di Indonesia naik kelas menjadi pengusaha mencegah dan besar. Ini karena dari 64 juta pelaku usaha di Indonesia, jumlah pelaku usaha mikro masih mendominasi sekitar 98,6 persen dan usaha kecil hanya 1,2 persen.

“Karena itu, salah satu upaya yang perlu terus kita dorong adalah meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro dan kecil menjadi menengah dan besar,” ujar Wapres saat meresmikan Pencanangan ‘Kick Off’ Ekosistem Global Halal Hub di Tangerang, Banten, Kamis (27/1/2022).

Wapres juga berharap data tersebut menjadi dasar agar usaha mikro dan kecil yang saat ini mendominasi bisa didorong menjadi usaha menengah hingga besar, bahkan bisa masuk ke pasar global.

“Terutama untuk terus bersinergi dan berpartisipasi nyata guna mendukung semakin banyaknya naik kelas, UMKM naik kelas dan masuk ke pasar global, jangan UMKM kita itu terkena penyakit stunting, ya tidak besar-besar. Kerdil terus,” kata Kiai Ma’ruf

Wapres mengatakan, saat ini perkembangan konektivitas digital juga semakin membukakan peluang bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk-produknya pada etalase digital seperti lokapasar maupun media sosial. Karena itu, ia meminta peluang-peluang ini harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk UMKM. Seperti melalui digitalisasi pengelolaan dan pemasaran produk halal hingga mampu menembus persaingan pasar global.

“Saya berharap hadirnya ekosistem global halal hub ini menjadi awalan yang baik untuk mensinergikan berbagai pihak dan membawa semakin banyak produk halal maupun UMKM halal Indonesia ke pasar global,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga berharap pengembangan ekosistem global halal hub mencakup seluruh aspek penting seperti kualitas produk, kuantitas produk, kontinuitas produk hingga pemasaran digital.

“Kita berharap produk-produk UMKM halal nasional akan semakin dikenal dan mudah diperoleh masyarakat internasional.

Saya mengajak kita semua untuk memperkuat kolaborasi sinergi agar kontribusi ekspor UMKM yg saat ini masih sekitar 16 persen bisa meningkat signifikan pada 2024,” kata dia.

 

Sumber: Republika.co.id

global halal hub

Baca juga: Wapres: Masyarakat Harus Nikmati Buah Perkembangan Ekonomi Digital

GHH Dorong UMKM Jual Produk di E-commerce Global

GHH akan mendorong kesiapan sumber daya UMKM dengan berbagai strategi.

Global Halal Hub (GHH) yang salah satunya diinisiasi oleh Platform Digital Ekspor (PDEkspor Indonesia berkomitmen mengorkestrasi ekosistem UMKM Indonesia untuk masuk pada penjualan retail e-commerce dunia. Ketua Umum PDEkspor Hadi Lee menyampaikan GHH akan mendorong kesiapan sumber daya UMKM dengan berbagai strategi.

“Kita terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membahas permasalahan dan solusi yang dihadapi untuk meningkatkan tingkat industri halal Indonesia di kancah dunia,” katanya dalam peluncuran GHH, Kamis (29/1).

Pembahasan GHH meliputi strategi untuk menguasai pasar global, peningkatan kompetensi SDM dalam mendorong penguatan halal, baik secara kuantitas dan kualitas, meningkatkan kuantitas ekspor, termasuk solusi pembiayaan UMKM halal untuk mendorong pertumbuhan ekspor.

Selain itu juga, solusi mengurus izin, legalitas, sertifikasi, dan standarisasi UMKM halal. Selanjutnya, terkait optimalisasi logistik produk ekspor, perjanjian internasional, hingga mendorong produk halal dalam marketplace global.

“Pemasaran global tersebut menyasar marketplace seperti Amazon, Alibaba, dan lainnya,” kata dia.

Ia menegaskan, pencanangan ekosistem GHH ini sebagai gerakan nasional sinergitas Indonesia menuju pusat produsen halal dunia 2024. Dalam kesempatan ini, GHH juga secara simultan melepaskan ekspor produk UMKM dan Produk Halal senilai 9 juta dolar AS.

Produk-produk tersebut terdiri dari makanan halal, seperti produk mi, gudeg, bumbu, gado-gado, kue bulan, juga produk UMKM diantaranya manggis dan cocoa powder. Ekspor dilakukan ke 23 negara tujuan, antara lain Amerika Serikat, China, India, dan Mesir.

Potensi pasar digital global sendiri sangat besar. Pada 2020, penjualan e-commerce global seluruh dunia menyentuh 3,9 triliun dolar AS atau Rp 56.003 triliun, naik 17 persen secara tahunan. Nilai transaksi tertinggi berasal dari China yang sebesar dua triliun dolar AS, diikuti Amerika Serikat sebesar 792 miliar dolar AS, dan Jepang sebesar 178 dolar AS.

Asia Tenggara tercatat 62 miliar dolar AS dan Indonesia 32 miliar dolar AS atau Rp 459 triliun. PDEkspor menyampaikan, dengan menghitung dampak pandemi baik tataran global dan domestik Indonesia memiliki potensi ekspor yang belum termanfaatkan.

Nilainya mencapai 94,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.359 triliun. Potensi ekspor yang sudah termanfaatkan, menurutnya, adalah 50,3 persen. Data-data tersebut diperoleh dari International Trade Center dan diolah oleh Indonesia Eximbank.

Di dalam negeri, Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI) 2021 dari Bank Indonesia juga menyajikan data peningkatan nilai transaksi produk halal di e-commerce. Misal, nilai transaksi fesyen muslim melalui e-commerce mencatatkan peningkatan signifikan pada 2021.

Sampai dengan Oktober 2021, akumulasi nilai transaksi produk fesyen muslim melalui e-commerce tumbuh sebesar 72,10 persen (yoy). Total nilai transaksinya sebesar Rp 11,19 triliun. Sementara itu, makanan dan minuman halal mencatat nilai transaksi pembelian makanan dan minuman halal mencapai Rp 202 miliar.

 

Sumber: Republika.co.id

global halal hub

Baca juga: Wapres Luncurkan Global Halal Hub, Cara UMKM Tembus Pasar Global

Wapres Luncurkan Global Halal Hub, Cara UMKM Tembus Pasar Global

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meluncurkan Global Halal Hub (GHH) untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia pada 2024. Program tersebut diyakini bisa membawa pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menembus pasar global.

“Hadirnya ekosistem Global Halal Hub ini menjadi awalan yang baik untuk menyinergikan berbagai pihak dan membawa semakin banyak produk halal maupun UMKM halal Indonesia ke pasar global,” ujar Ma’ruf dalam acara Pencanangan Global halal Hub, secara virtual, Kamis, 27 Januari 2022.

Ma’ruf menjelaskan pengembangan GHH mencangkup beberapa aspek dalam menunjang produk UMKM halal. Seperti kualitas produk, kuantitas produk, kontinuitas produk, hingga pemasaran digital.

“Kita berharap produk-produk UMKM halal nasional akan semakin dikenal dan mudah diperoleh masyarakat internasional,” tutur Ma’ruf.

Ma’ruf menyebut kontribusi ekspor UMKM masih terbilang rendah, yakni 16 persen. Padahal sebagai pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sekitar 60 persen atau senilai Rp9.580 triliun.

“Saya mengajak untuk memperkuat kolaborasi sinergi agar kontribusi ekspor UMKM yang saat ini masih sekitar 16 persen bisa meningkat signifikan pada tahun 2024,” jelas Wapres.

 

Sumber: Medcom.id

global halal hub

Baca juga: Wapres Ingin Pelaku Usaha Kecil dan Mikro Naik Kelas: Jangan Kerdil Terus

Wapres: Masyarakat Harus Nikmati Buah Perkembangan Ekonomi Digital

Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, masyarakat Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen di tengah perkembangan ekonomi digital, tetapi harus ikut menjadi produsen agar turut menikmati hasilnya. “Kita tidak ingin masyarakat Indonesia sekadar menjadi konsumen, tapi harus mampu menjadi produsen yang turut menikmati buah dari perkembangan ekonomi digital,” kata Ma’ruf saat menghadiri acara pencanangan Global Halal Hub di Tangerang, Banten, Kamis (27/1/2022).

Ma’ruf mengatakan, pemerintah akan terus mendorong seluruh pihak untuk memanfaatkan potensi ekonimi digital Indonesia yang sangat besar dan masih akan terus tumbuh. Ia menyebutkan, Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai mencapai Rp 1.700 triliun.

Menurut Ma’ruf, perkembangan kontektivitas digital membuka peluang bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mempromosikan produk-produknya melalui marketplace dan media sosial. “Peluang-peluang ini harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk UMKM, seperti melalui digitalisasi pengelolaan dan pemasaran produk halal hingga mampu menembus persaingan pasar global,” ujar Ma’ruf.

Di samping itu, Ma’ruf juga menegaskan, pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus mendorong peningkatan ekspor produk halal Indonesia. Hal itu dilakukan dengan mengembangkan infrastruktur dan klaster industri halal, percepatan standardisasi halal, serta peningkatan kontirbusi industri halal terhadap neraca perdagangan nasional. “Ini saya kira Pak Menteri Perindustrian terus mengembangkan, termasuk kawasan-kawasan industri halal. Menteri Perdagangan juga terus membuka daerah-daerah, wilayah-wilayah, negara-negara tempat kita mengekspor, tujuan ekspor selain negara yang sudah tradisional,” kata Ma’ruf.

Sumber: Kompas.com

global halal hub

Baca juga: Rahasia Cara Ekspor Produk UMKM di Era Pandemi

Wapres Canangkan Ekosistem Global Halal Hub, Diharapkan Bantu UMKM Tembus Pasar Global

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meluncurkan pencanangan ekosistem Global Halal Hub yang diharapkan dapat membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mampu menembus pasar global. “Saya berharap hadirnya ekosistem Global Halal Hub ini menjadi awalan yang baik untuk menyinergikan berbagai pihak dan membawa semakin banyak produk halal maupun UMKM halal Indonesia ke pasar global,” kata Ma’ruf dalam acara pencanangan Global Halal Hub di Tangerang, Banten, Kamis (27/1/2022).

Dalam acara yang diinisiasi Asosiasi Platform Digital Ekspor (PDEkspor) dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) tersebut, Ma’ruf menilai Global Halal Hub memberikan banyak keuntungan bagi pelaku UMKM.

Ia mengakui, masih banyak masalah yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia, antara lain kualitas yang masih rendah, sering terbentur pada masalah biaya, hingga pengemasannya yang kurang menarik. Menurut Ma’ruf, ekosistem Global Halal Hub dapat menjadi jawaban dari masalah-masalah itu karena ekosistem ini membantu UMKM melalui pembinaan, pelatihan, hingga sertifikasi dan sertifikasi.

“Saya kira banyak sekali keuntungannya dan kalau itu terus dibina saya yakin itu banyak yang naik kelas UMKM itu,” ujar Ma’ruf. Ia menambahkan, sejauh ini sudah ada 1 juta pelaku ekspor yang dibina, angka ini diprediksi dapat meningkat berkali-kali lipat. “Tadi saya bicara-bicara, kira-kira tahun ini bisa naik berapa minimal 3-10 kali lipat, tahun depan sudah 10 juta. Kalau tiap tahun seperti itu, itu kita bisa bayangkan,” kata dia.

 

Sumber: Kompas.com

global halal hub

Baca juga: Mengenal Eksportir: Pengertian, Syarat, dan Peran bagi Negara

Wapres Ingin Pelaku Usaha Kecil dan Mikro Naik Kelas: Jangan Kerdil Terus

Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengajak seluruh pihak untuk mendorong pelaku usaha mikro dan kecil di Indonesia agar dapat naik kelas menjadi pelaku usaha menengah dan besar. Ma’ruf mengatakan, jangan sampai pelaku usaha mikro dan kecil mengalami stunting sehingga selalu kerdil dan tak tumbuh besar. “Salah satu upaya yang perlu terus kita dorong adalah meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro dan kecil menjadi menengah dan besar,” kata Ma’ruf saat menghadiri acara pencanangan Global Halal Hub di Kota Tangerang, Banten, Kamis (27/1/2022).

“Jangan UMKM kita itu terkena penyakit stunting, tidak besar-besar, kerdil terus,” imbuh dia. Ma’ruf menuturkan, dalam kunjungan kerjanya ke Banten pekan lalu, ia menghadiri pameran UMKM Banten yang telah berhasil mengekspor produk. Ia menyebutkan, produk-produk seperti jahe merah, gula aren, dan melinjo sukses dijual ke Australia, Republik Ceko, Arab Saudi, dan beberapa negara lainnya. Namun, ia menyayangkan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berhasil mengekspor produknya itu hanyalah potret kecil dari UMKM Indonesia yang sebenarnya sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia.

“Sayangnya kontribusi UMKM dalam ekspor non migas belum mampu menandingi usaha besar, perbandingan kontribusi keduanya masih cukup jauh, sekitar 16 persen dan 84 persen,” kata Ma’ruf. Padahal, menurut Ma’ruf, UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia di mana kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto mencapai Rp 9.580 triliun.

Ma’ruf mengatakan, UMKM juga mampu menyerap lapangan kerja sebesar 96,9 persen serta menghimpun 64,4 persen dari total investasi. Ia menuturkan, di antara 64 juta pelaku usaha di Indonesia, jumlah pelaku usaha mikro pun masih mendominasi sekitar 98,6 persen sedangkan usaha kecil hanya 1,2 persen. “Data-data ini perlu kita cermati dengan optimisme dan semangat yang tinggi terutama untuk terus bersinergi dan berpartisipasi nyata guna mendukung semakin banyaknya UMKM naik kelas dan masuk ke pasar global,” kata Ma’ruf.

 

Sumber: Kompas.com

Global Halal Hub

Baca juga: EKOSISTEM GLOBAL HALAL HUB DIRESMIKAN, UMKM HALAL SIAP GO INTERNASIONAL!