Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling yang Wajib Kamu Tahu!

Di dunia bisnis, ada dua teknik penjualan yang sering digunakan yaitu soft selling dan hard selling. Beberapa dari kalian mungkin belum mengetahui apa sih pengertian dan perbedaan antara kedua teknik tersebut. Yuk kita bahas pengertian dan perbedaan soft selling dan hard selling disini!

Pengertian hard selling dan soft selling

Soft selling

Soft selling adalah suatu teknik penjualan yang menggunakan pendekatan dengan bahasa yang halus dan tidak agresif. Tujuannya untuk membuat calon konsumen menjadi penasaran dan tertarik untuk mengenal lebih lanjut mengenai produk yang kamu jual, sebelum pada akhirnya melakukan pembelian.

Karena teknik ini merupakan teknik yang persuasif dan menggunakan bahasa yang halus, kamu mungkin tidak akan langsung bisa berhasil melakukan penjualan saat melakukan pendekatan pertama kali, tetapi teknik ini bisa membantu penjualan berulang dalam jangka panjang.

Hard selling

Hard selling adalah teknik penjualan dengan menggunakan kata-kata yang mendorong calon konsumen untuk melakukan transaksi dalam waktu yang singkat. Hard selling juga sering disebut dengan penjualan secara langsung.

Perbedaannya dengan teknik soft selling yaitu, teknik hard selling tidak terlalu fokus untuk bisa membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. Teknik penjualan ini sering dinilai sebagai teknik yang agresif karena terkesan mendesak konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

Teknik ini biasanya menciptakan rasa urgensi melalui diskon atau penawaran menarik. Beberapa contoh teknik hard selling biasanya menggunakan kalimat “Beli Sekarang” atau “Stock terbatas”.

Perbedaan antara soft selling dan hard selling:

1. Jangka waktu penjualan

Teknik ini menggunakan pendekatan bertahap yang membuat calon konsumen mengenal produk dan brand image dari bisnis kamu. Hal ini dilakukan karena soft selling berfokus pada penjualan jangka panjang.

Dalam teknik ini salesperson atau brand mencoba untuk mengenal dan memahami kebutuhan dari setiap calon konsumennya. Sehingga mereka bisa memberikan rekomendasi untuk produk yang cocok untuk setiap konsumen.

Sedangkan hard selling lebih fokus pada penjualan jangka pendek. Teknik ini jarang memperhatikan pelanggan karena teknik hard selling lebih fokus pada produk daripada konsumen. Setelah salesperson atau brand berhasil menjual suatu produk, mereka akan segera mencari pelanggan baru lainnya.

2. Promosi yang dilakukan

Bentuk promosi dari teknik soft selling lebih halus seperti memberi informasi berharga kepada konsumen, memperkenalkan produk yang dijual sebagai barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain itu pemberian sample gratis juga bisa menjadi cara mengenalkan produk ke calon konsumen sambil menjelaskan detail produknya agar calon konsumen lebih kenal dan tertarik pada produk tersebut.

Sedangkan promosi yang dilakukan dengan menggunakan teknik hard selling contohnya memberikan flash sale dengan waktu yang terbatas. Sehingga akan mendorong konsumen untuk membeli produknya.

3. Bidang industri yang menggunakannya

Berbeda industri juga mempengaruhi suatu brand dalam memilih teknik penjualannya. Seperti contoh, industri yang identik menggunakan hard selling adalah asuransi, penjualan mobil, toko ritel, dan telemarketing.

Soft selling membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pendekatan ke pelanggan. Industri yang menggunakan teknik penjualan ini adalah konsultan, manufaktur, content marketing, konstruksi, dan perusahaan arsitek.

Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling

Baca juga: Memaksimalkan Peluang Ekspor saat Mudik ke Kampung Halaman

Memaksimalkan Peluang Ekspor saat Mudik ke Kampung Halaman

Lebaran menjadi momen sakral bagi umat muslim seluruh dunia, tak terkecuali umat muslim di Indonesia. Momen lebaran umat muslim di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan tradisi mudik. Sebuah kebiasaan bagi para perantau yang kembali ke kampung halaman untuk bertemu dengan orang tua dan juga sanak saudara.

Momen mudik tidak hanya sebatas bertemu keluarga tercinta serta kembali ke kampung halaman, momen ini menjadi sebuah refleksi diri untuk mengingat kembali darimana ia berasal. Pada waktu ini, biasanya kita juga melihat kampung halaman yang tidak berubah, atau berkembang, di saat ini juga terkadang banyak hal yang baru disadari keberadaannya.

Momen refleksi ini seringkali juga membuat kita sadar dengan banyak hal. Tak terkecuali terhadap potensi yang dimiliki oleh kampung halaman sendiri. Banyak produk unggulan dari sekitar tempat kita berasal memiliki potensi ekonomis yang dapat dimaksimalkan.

Produk lokal dari daerah seringkali memiliki nilai ekspor yang potensial. Mumpung sedang di kampung halaman, yuk lakukan empat langkah berikut untuk dapat membuka serta memaksimalkan peluang ekspor dari kampung halaman:

Cara memaksimalkan peluang ekspor dari kampung halaman:

1. Cari produk unggulan dari desa

Saat berada di kampung halaman, carilah produk yang dapat dijumpai dengan mudah di sana. Carilah informasi dari keluarga atau orang sekitar. Tambah juga informasi dari internet untuk memudahkan akses data yang lebih luas

2. Bangun kerjasama dengan produsen setempat

Jika produk yang ada dihasilkan oleh produsen setempat, jalinlah kerjasama dengan penawaran yang saling menguntungkan. Tanyakan lebih detail terkait hal-hal yang lebih teknis dengan produsen tersebut

Produsen bisa merupakan perorangan, UMKM, atau industri skala menengah yang terdapat di daerah tersebut

3. Perhatikan kualitas dan kuantitas produk

Kegiatan ekspor tentu perlu produk dengan kualitas serta kuantitas yang terjaga. Produk yang baik perlu ditunjang dengan ketersediaan stok yang konsisten. Tidak perlu dimulai dengan skala besar, namun produk yang diekspor perlu konsisten stoknya. Hal ini dapat dikomunikasikan dengan produsen atau UMKM yang telah diajak kerjasama. Baik itu dengan satu atau lebih produsen

4. Pelajari lebih dalam info seputar ekspor produk yang didapat

Setiap produk yang akan dieskpor memiliki regulasi yang berbeda. Negara penerima ekspor pun menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan. Biaya serta administrasi perlu dipersiapkan secara matang. Hal ini bisa dipenuhi oleh ekportir baru sekalipun, asalkan dapat menjalankan tahapannya dengan tepat

Bisnis ekspor merupakan bisnis yang menjanjikan. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memenuhi berbagai permintaan kebutuhan komoditas dunia melalui ekspor. Sebagai pemula terkadang terlanjur merasa takut dan ribet untuk memulai ekspor. Padahal ekspor kini dapat dilakukan oleh siapa saja, produk apa saja, dengan jumlah berapa saja.

Pelajari berbagai tips dan trik membangun bisnis ekspor di Kelas Prakerja bersama GeTI Incubator. Pilih kelas sesuai dengan bahasan yang kamu butuhkan dan maksimalkan peluang bisnis ekpormu hanya dengan produk yang berasal dari kampung halamanmu. Daftar sekarang!

5 Persiapan Merantau ke Kota yang Harus Kamu Ketahui!

Arus balik mudik sudah mulai berdatangan. Cuti bersama dari pemerintah sudah akan mencapai ujungnya. Total libur yang didapat masyarakat bisa mencapai sembilan hari jika ditotal dari tanggal merah, akhir pekan, dan cuti bersama. Lebaran tahun 2022 adalah pertama kalinya pemerintah Indonesia kembali membolehkan masyarakatnya untuk melakukan mudik setelah dua tahun sebelumnya dilarang karena masa pandemi COVID 19.

Momen arus balik biasanya dimanfaatkan bagi sebagian masyarakat dari desa atau kota penopang untuk merantau ke kota-kota besar. Sehingga saat arus balik terjadi, jumlah masyarakat yang kembali ke kota jumlahnya bertambah dari sebelumnya. Para perantau ini biasanya diajak oleh keluarga atau teman mereka yang sedang mudik dari kota untuk ikut mengadu nasib. Tapi tak sedikit juga yang memang secara individu mengambil inisiatif untuk merantau.

Merantau adalah kegiatan perpindahan orang untuk mencari pendapatan di kota lain. Merantau sejatinya adalah kegiatan yang positif dan produktif. Namun jika tidak dilakukan dengan persiapan yang matang, merantau hanya akan menjadi masalah bagi diri sendiri dan masalah sosial baru di kota yang dituju.

Berikut berbagai persiapan merantau ke kota:

1. Tempat tinggal

Carilah tempat tinggal yang dekat dengan tempat bekerja/usaha dengan biaya yang terjangkau. Hal ini dapat membantu pengeluaranmu lebih efisien. Kamu juga dapat lebih cepat sampai tempat kerja/usaha, sehingga lebih menghemat energi

2. Biaya hidup

Kalkulasi estimasi biaya hidup sehari-hari seperti biaya makan, sewa kos, cicilan & bensin kendaraan, tagihan listrik, air, serta keamanan. Saat merantau, akan banyak pengeluaran baru yang tidak ditemukan saat di rumah dan kampung halaman sendiri. Mulai cari informasi seputar biaya hidup di kota yang akan dituju, lalu buat kalkulasi estimasi pengeluaran per bulannya agar kamu dapat bayangan soal finansial saat merantau

3. Pergaulan

Mulai tentukan pergaulan seperti apa yang tepat di lingkungan tinggal, juga dapat menunjang karir di lingkungan kerja/usaha. Pergaulan sedikit banyaknya akan memengaruhi kualitas diri. Baik secara pola pikir, jaringan relasi, luang waktu berkumpul, sampai hal-hal keseharian lainnya. Dengan mengatur lingkungan pertemanan di sekitar tempat tinggal dan tempat kerja/usaha yang tepat, secara tidak langsung akan menunjang masa-masa perantauanmu

4. Mental dan pola pikir

Persiapan merantau ke kota yang ke empat yaitu persiapan mental dan pola pikir. Tanamkan etos kerja serta pola pikir yang tepat saat berada di tanah rantau. Perantau harus memiliki pola pikir serta mental yang lebih tangguh. Karena salah langkah sedikit, tidak akan ada orang rumah di daerah asalmu yang akan membantu.

Kamu berdiri sendiri, sehingga sukses atau tidaknya kamu ditentukan oleh diri sendiri yang dipengaruhi oleh pola pikir yang tepat dan mental yang kuat. Seringlah berbagi pikiran dengan orang-orang yang tepat, agar pola pikir dalam setiap melangkah lebih banyak pertimbangan serta diputuskan secara efektif

5. Kemampuan & keterampilan diri

Selalu tingkatkan kemampuan serta kemampuan diri untuk menunjang karir/usaha agar peluang cuan semakin besar. Persaingan untuk memperoleh dan meningkatkan pendapatan di perkotaan sangat ketat. Kamu harus memiliki keunggulan agar dapat terpilih di setiap momen. Bekali diri dengan kemampuan serta keterampilan diri, sehingga tidak ada alasan momentum tidak memilihmu untuk sukses.

GeTI Incubator yang merupakan mitra resmi pemerintah dalam melaksanakan Program Kartu Prakerja memiliki banyak kelas yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri. Kamu dapat memilih kelas sesuai minat dan kebutuhan yang sesuai denganmu. Tambah terus kemampuan serta keterampilan diri, agar peluang cuan kamu selama merantau semakin besar. Daftar sekarang!

persiapan merantau ke kota

Baca juga: AMALIA PRABOWO DAN CITA-CITA LAHIRKAN JUTAAN E-COMMERCE EXPERT