INI! RAHASIA KONTEN MARKETING DIBAGIKAN BANYAK ORANG

Bagaimana agar konten marketing atau posting kita dibagikan banyak orang? Apa saja rahasia dari itu?. Karena sebagai seorang pebisnis online, kita tentunya ingin mendapat audiens yang luas.

Hal ini bisa digunakan untuk mengoptimalkan proses digital marketing bisnis online kita. Salah satu cara agar bisa membuat audiens kita semakin luas adalah dengan berharap ada banyak orang yang membagikan (share) konten bisnis online kita.

RAHASIA KONTEN MARKETING

Proses digital marketing tidak akan bisa berjalan dengan lancar apabila kita tidak punya jumlah audiens banyak. Oleh karena itu, share dari konten marketing yang kita miliki begitu diperlukan.

Sebelum berpikir terlalu jauh, kamu harus tahu sebetulnya alasan-alasan apa sajakah yang bisa membuat audiens ingin membagikan (share) konten milik orang lain?

BIKIN HIDUP LEBIH MUDAH

Menurut riset The New York Times, salah satu alasan mengapa orang ingin men-share konten milik orang lain adalah karena isi konten tersebut bisa mempermudah hidup orang lain.

Misalnya, kamu menjual sebuah sepatu yang tidak perlu dicuci karena bisa bersih hanya dengan diseka air. Maka kemungkinan besar konten marketing yang berisi produk ini akan banyak share. Kenapa? Karena isi dari konten tersebut adalah produk yang bisa mempermudah hidup orang lain.

Atau biasanya konten-konten seperti trik, tips, atau life hacks dapat dengan mudah di-share karena isinya bisa membantu orang lain.

MENYUARAKAN ISU

Alasan kedua adalah di mana isi dari konten promosi ini tersebut tengah menyuarakan sebuah isu. Tipe konten marketing seperti ini juga bisa dengan mudah di-share oleh banyak orang.

Misalnya, salah satu brand air mineral terbesar di Indonesia, Aqua, sering menyerukan isu kekurangan air di timur Indonesia. Maka konten marketing brand Aqua yang terkait kekurangan air akan bisa mudah di-share oleh orang banyak.

Ada sebuah brand value dan human interest di sana. Sehingga isu kekurangan air bisa dikemas sedemikian rupa untuk menunjang kebutuhan marketing.

MENGANDUNG CALL TO ACTION

Alasan terakhir adalah karena ingin menjaga hubungan dengan orang lain di media sosial. Tipe-tipe konten marketing yang mengandung call to action juga menjadi favorit untuk di-share di media sosial.

Contohnya adalah bisa terdapat kata-kata seperti ‘Share ke teman-teman terdekatmu!’, ‘Tag sahabat baikmu!’ atau ‘Mention orang yang ingin kamu ajak ke sini!’.

Kata-kata call to action cenderung efektif untuk mendulang share di media sosial. Maka konten marketing seperti itulah yang kamu butuhkan apabila ingin mulai memperbanyak share demi proses digital marketing lebih optimal.

PAHAMI KEBIASAAN ORANG

Ini juga tidak kalah penting, kita harus bisa memahami kebiasaan dari orang-orang yang berada di sosial media, seperti generasi millenial, gen Z dan generasi lainnya.

Dengan memahami kebiasaan para pelaku sosial media dari masing-masing generasi, maka kamu akan lebih mudah mendapatkan “perhatian” dari mereka.

Yuk mulai perhatikan alasan-alasan di balik keinginan share seseorang di media sosial. Hal tersebut bisa membuatmu lebih dimudahkan dalam proses pembuatan konten marketing. Stay tune di Geti Incubator ya..

Selamat mencoba!

MAU PDKT SAMA MILENIAL DAN GEN Z? INI CARANYA!

“Memberikan Kemudahan adalah kunci di mana mereka (Generasi Milenial & Generasi Z) akan merasa nyaman.”

Sebagai dua generasi yang sedang mendominasi, Generasi Milenial dan Generasi Z tentu tengah menjadi target konsumer dari para brand atau perusahaan. Istilahnya, semua brand ingin PDKT sama dua generasi ini! Dengan sejumlah karakter baru yang hadir dalam kehidupan dua generasi super itu, brand harus tahu cara PDKT terhadap dua generasi ini untuk membangun sebuah kerja sama.

Untuk diketahui, istilah PDKT atau Pendekatan adalah sebuah tahap awalan ketika sebelum memulai suatu hubungan dengan seseorang. Dan istilah PDKT biasa digunakan untuk orang-orang yang sedang ingin mendapatkan pasangan. Tentunya, dalam masa PDKT ini nantinya akan menentukan hubungan seseorang akan berhasil mendapatkan pujaan hati yang ia inginkan atau tidak.

Tidak sedikit orang yang benar-benar bingung atau kurang paham bagaimana caranya untuk memulai proses PDKT tersebut. Bahkan kebingungan saat mencari bahan obrolan, baik secara langsung atau tidak langsung. Banyak juga yang gagal dalam proses pendekatan itu. PDKT juga bertujuan untuk membuat rasa penasaran dan tertarik satu sama lain.

Dalam artikel ini, kita tidak membahas PDKT mendapatkan pasangan, ya. Tapi lebih dari itu, seperti kalimat pembuka pada artikel ini, tentang bagaimana sebuah brand melakukan PDKT kepada dua generasi terbaru ini.

Nah, Getters, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan oleh brand untuk menjaga hubungan dengan Milenial dan Gen Z. Baik untuk brand yang sudah lama maupun baru, adaptasi pendekatan ini sangat perlu dilakukan. Sebab dengan kedekatan, untuk memulai bisnis menjadi mudah ke depannya.

Di bawah ini, beberapa pola pendekatan yang bisa dilakukan brand untuk meraih perhatian dari generasi Milenial dan Generasi Z:

MEMAKAI MEDIA SOSIAL!

Kini zaman sudah modern, dan sosial media adalah perangkat utamanya. Media sosial adalah salah satu platform paling digemari oleh Generasi Milenial maupun Generasi Z. Jadi, penggunaan media sosial bisa menjadi salah satu cara paling efektif untuk mendekati mereka dalam menjalankan bisnis.

Gunakanlah seluruh media sosial yang ada, terutama Instagram, Twitter, dan YouTube. Tiga platform tersebut merupakan jajaran media sosial yang sedang digemari oleh Generasi Milenial dan Generasi Z.

Mulai gunakan media sosial untuk konten marketingmu! Penting bagi brand untuk berbagi konten marketing pada Generasi Milenial dan Gen Z agar kamu mudah dikenal.

JANGAN HANYA MAIN HARGA!

Harga bukanlah masalah besar bagi Generasi Milenial dan Gen Z. Mereka menginginkan nilai atau produk yang memiliki manfaat lebih. Bukan lagi masalah harga murah belaka, tapi sudah menyoal perkara fungsi serta nilai produk di mata mereka itu jauh lebih penting untuk memulai usaha.

Salah satu nilai yang paling diminati adalah di mana ketika sebuah brand bisa membawa ‘good thing’. Nilai-nilai kemanusiaan akan sangat dihargai. Misalnya, produk yang ramah lingkungan atau pengalokasian dana produk untuk hal-hal baik di kalangan masyarakat (bantuan, perbaikan alam, dan lain-lain).

BERIKAN PENGALAMAN/USER EXPERIENCE

Berikan user experience yang baik pada generasi muda ini! Jangan bawa mereka pada proses jual-beli yang ribet dan bertele-tele. Brand harus bisa membuat proses transaksi sesederhana mungkin.

Apabila bisnis online-mu memiliki website, maka jadikan website tersebut user friendly. Berikan banyak kemudahan secara rutin dalam mengakses produk serta katalog produk. Kemudahan adalah kunci di mana mereka akan merasa nyaman.

Itulah beberapa pendekatan yang bisa brand kamu lakukan untuk mendapat perhatian dan menjalankan rencana bisnis bersama Generasi Milenial dan Generasi Z. Tinggalkan pola pendekatan lawas kalau kamu ingin mendapatkan atensi besar dari dua generasi super ini. Dengan pola-pola di atas, akan membuat hubungan kian langgeng serta visi dan misi perusahaan jadi tercapai. Selamat mencoba!

PENTING! INI KEBIASAAN GENERASI MILLENIAL DAN GEN Z SAAT BELANJA AKHIR TAHUN!

Belanja akhir tahun adalah salah satu momen yang bisa kamu manfaatkan untuk memaksimalkan penjualan! Momen seperti 12:12 hingga natal adalah waktu terbaik untuk belanja akhir tahun, apalagi buat generasi Millenial dan Gen Z.

Nah, ketika kamu sudah berencana untuk ikut ‘bertarung’ dengan kompetitor, ini artinya kamu harus segera mempersiapkan strategi untuk menarik konsumen. Terutama pada konsumen yang kini tengah menjadi shopaholic terbesar di dunia digital, yaitu generasi Millenial dan Gen Z.

Kebiasaan Generasi Millenial dan Gen Z

Dikutip dari salah satu platform untuk mencari consumer insight, Perksy, ada beberapa kebiasaan generasi millennial dan Z saat melakukan holiday shopping:

Pengaruh Teman dan Keluarga

Pertama, teman dan keluarga adalah sosok utama yang mampu memengaruhi generasi Millenial dan Z dalam berbelanja. Faktanya, 48% dari Millenial dan Gen Z merasa bahwa kelaurga dan teman bermain adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian di musim liburan. Yang lebih menarik lagi, lebih dari 15% keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh iklan online (online Ads).

Itu artinya kamu bisa membuat online ads lebih banyak, misalnya adalah Instagram Ads atau Facebook Ads. Semakin banyak ads yang kamu keluarkan, maka peluang produkmu jadi pilihan para generasi Millenial dan Z juga semakin besar.

Dekati juga komunitas! Misalnya, kamu bisa siapkan promo yang ada hubungannya dengan ‘keluarga’, ‘teman bermain’, atau ‘geng’. Hal ini akan membuat probabilitas generasi Z dan Millenial memilih produkmu semakin tinggi.

Kenapa? Kembali ke fakta pertama, keluarga dan teman adalah sosok yang sangat berpengaruh untuk generasi Millenial dan Z.

Pengaruh Influencer Sosial Media

Kedua, Millenial dan Gen Z mampu terpengaruhi enam kali lebih besar oleh influencer di media sosial dibandingkan selebritis. Oleh karena itu, perbanyak influencer marketing, ya! Apalagi influencer yang masih muda dan masuk ke kategori Millenial atau Z. Pasti akan lebih efektif!

Pakai Instagram dibanding Facebook

Ketiga, Instagram menjadi platform terbaik dan favorit generasi Millenial dan Z dalam melakukan belanja online. Walaupun Facebook juga tengah populer, tapi platform tersebut (Facebook) tidak menjadi pilihan mereka untuk melakukan transaksi online.

Nah, mulai sekarang aktifkan kembali Instagram-mu, ya! Perbanyak iklan dan konten marketing di Instagram dan berilah promo-promo yang menarik sesuai dengan fakta nomor satu.

Bagi kamu yang sudah terlanjur berjualan di Facebook, jangan menyerah dulu! Dua generasi ini juga merupakan generasi hybrid yang mampu berjualan di dua platform sekaligus! Tetap maksimalkan Facebook-mu ya!

Nah, bagi kamu yang masih berjualan ‘palugada’ juga ada peluang nih! Berasarkan riset Perksy, Millenial dan Gen Z juga gemar membeli hadiah di tahun baru.

Bagi kamu yang masih berjualan palugada (Menjual banyak hal, tidak fokus pada satu barang: Red), millennial dan Gen Z sangat gemar membeli pakaian, gift cards, beauty products, perhiasan, dan home décor untuk hadiah tahun baru!

Hal tersebut tentu menjadi peluang, kamu bisa menjual barang-barang di atas karena bisa jadi incaran Millenial dan Gen Z untuk berbelanja akhir tahun.

Itu dia beberapa fakta yang bisa kamu gunakan dalam mempersiapkan strategi jualan di liburan akhir tahun. Bagi kamu yang punya target market generasi Millenial dan Z, jangan abaikan fakta-fakta di atas, dan pantengin terus artikel di Geti ya! Selamat mencoba!