Category: Uncategorized

Jualan Lewat Story: Trik Soft Selling ala Gen Z

Ilustrasi online shopping.

Ilustrasi online shopping. Sumber foto: Freepik/@ann_isme.

Di era serba digital, jualan online bukan lagi soal bikin feed rapi atau punya toko besar di marketplace. Gen Z, generasi yang tumbuh bersama Instagram dan TikTok, justru lebih nyaman berjualan lewat fitur yang kasual seperti Story.

Mereka nggak melulu bikin promosi besar-besaran, tapi memilih pendekatan yang lebih halus alias soft selling. Tanpa sadar, kamu mungkin pernah beli produk cuma gara-gara lihat story teman yang seakan “cuma cerita”.

Lalu, kenapa cara ini ampuh? Apa triknya? Dan bagaimana kamu bisa mulai jualan tanpa terkesan maksa? Yuk bahas satu per satu.

Apa Itu Soft Selling dan Kenapa Efektif di Story

Soft selling adalah teknik promosi yang dilakukan secara halus, tanpa paksaan, dan fokus pada membangun hubungan atau emosi terlebih dulu. Alih-alih langsung bilang “Ayo beli sekarang juga!”, soft selling lebih memilih narasi seperti “Aku lagi suka banget produk ini, enak banget dipakai seharian.”

Mengapa Soft Selling Cocok di Fitur Story?

Story di Instagram, WhatsApp, maupun TikTok dibuat untuk konten yang ringan dan cepat menghilang. Ini membuat pengguna merasa lebih dekat, seolah-olah sedang ngobrol langsung.

Saat seseorang bercerita di story, audiens lebih terbuka dan tidak menganggap itu sebagai iklan apalagi jika dikemas dengan gaya personal. Contoh: kamu jual parfum.

Daripada posting harga dan diskon besar-besaran, kamu cukup bilang, “Hari ini pakai parfum X, dan banyak yang bilang wangi banget. Mood langsung naik!” Tanpa sadar, followers kamu bisa tertarik.

Bahkan lebih dari itu, banyak Gen Z merasa bahwa story adalah tempat “main aman” untuk mencoba promosi karena lebih fleksibel dan bisa dihapus kapan saja. Mereka merasa tidak terlalu terikat dengan estetika seperti di feed, sehingga bisa lebih bereksperimen.

Kekuatan Story: Dekat, Personal, dan Cepat

Fitur story punya kekuatan yang sering diremehkan, padahal sangat efektif untuk pendekatan emosional.

Membuat Orang Merasa Terlibat

Story sering dianggap sebagai ruang pribadi. Ketika kamu mengajak audiens untuk ikut voting, Q&A, atau sekadar melihat “behind the scene”, mereka merasa punya koneksi. Ini membuka peluang untuk promosi tanpa terkesan hard selling.

Contoh:

  • Pakai fitur polling: “Lagi bingung, varian mana yang lebih cocok dikirim ke temen?”
  • Fitur question box: “Ada yang pernah coba rasa pedas level 5 ini? Gimana?”

Bentuk interaksi ini bikin audiens merasa dihargai, dan lebih besar kemungkinan mereka ikut beli atau menyebarkan ke temannya.

Konsisten, Tapi Nggak Spammy

Salah satu kunci soft selling adalah konsistensi. Tapi ingat, beda tipis antara konsisten dan spammy. Kalau kamu upload story jualan terus-menerus tanpa jeda, bisa bikin audiens ilfeel. Coba campur antara konten pribadi, hiburan, dan promosi.

Misalnya:

  • Senin: story lucu soal ngirim paket yang nyasar.
  • Selasa: testimoni pembeli.
  • Rabu: mini tutorial atau tips pakai produk.

Dengan ritme seperti ini, audiens tetap engaged dan nggak merasa dijejali iklan. Mereka justru penasaran dengan kelanjutan ceritamu.

Strategi Soft Selling untuk Pemula

Kalau kamu baru mulai jualan lewat story, berikut strategi yang bisa kamu coba agar jualanmu tetap terasa alami:

1. Bangun Cerita, Bukan Langsung Jualan

Orang suka cerita. Jadi sebelum kamu promosi, bikin narasi yang relatable. Misalnya kamu jual makanan ringan:

“Dulu gue tuh nggak suka ngemil pedas. Tapi sejak nyobain basreng ini, tiap kerjaan numpuk langsung pengen buka bungkusnya.”

Cerita semacam ini bisa bikin audiens merasa relate dan tertarik, tanpa merasa sedang disuruh beli.

2. Manfaatkan Testimoni yang Real dan Kasual

Banyak penjual asal posting testimoni, tapi terlalu formal dan kaku. Padahal, yang lebih ngena adalah testimoni kasual yang terasa jujur. Misalnya:

“Eh ini enak sih, sumpah nggak nyangka!” + emoji
Screenshot obrolan WA yang menunjukkan reaksi spontan teman atau pelanggan.

Bentuk seperti ini terasa natural dan bikin orang lebih percaya.

3. Pakai Story Highlight Sebagai Etalase

Meskipun story bersifat sementara, kamu bisa simpan yang penting di highlight. Gunakan untuk:

  • Menampilkan katalog produk.
  • Kumpulan testimoni.
  • Info pengiriman atau promo.

Highlight = etalase mini yang selalu bisa diakses kapan saja, bahkan oleh pengunjung baru akunmu.

4. Beri Call-to-Action yang Halus

Arahkan audiens untuk bertindak, tapi jangan memaksa. Gunakan ajakan ringan seperti:

  • “Kalau kamu penasaran, DM aja ya!”
  • “Cek highlight ‘Promo’ buat lihat semua variannya.”
  • “Link di bio kalau mau langsung checkout.”

Tone seperti ini terasa lebih ramah dan nggak intimidating. Bahkan bisa menumbuhkan loyalitas audiens karena merasa nyaman dan tidak ditekan.

Kesimpulan: Jualan Nggak Harus Kaku, yang Penting Nyambung

Gen Z sudah membuktikan bahwa jualan di medsos nggak harus lewat feed estetik atau iklan besar-besaran. Cukup pakai story yang terasa personal, jujur, dan rutin, penjualan bisa tetap jalan bahkan berkembang lewat interaksi yang organik.

Soft selling lewat story memang butuh latihan dan konsistensi, tapi hasilnya jauh lebih sustainable. Kamu nggak cuma menjual produk, tapi membangun komunitas dan kepercayaan.

Sekarang giliran kamu. Coba satu trik soft selling hari ini, dan lihat sendiri bagaimana respon followers kamu. Bisa jadi, satu story ringan kamu malah menghasilkan cuan!

Bikin Studio Mini di Kamar, Cahaya Jadi Profesional

Ilustrasi pria berada di studio mini.

Ilustrasi pria berada di studio mini. Sumber foto: Freepik/@Milankov.

Studio Mini di kamar?

Di era digital seperti sekarang, konten adalah segalanya. Baik itu video edukasi, konten hiburan, review produk, hingga siaran langsung di media sosial semua berlomba-lomba tampil menarik. Dari YouTuber, podcaster, hingga pelapak online, membutuhkan ruang produksi yang mendukung kreativitas mereka. Sayangnya, nggak semua orang punya studio besar atau ruangan khusus.

Tapi, bagaimana jika kamu cuma punya kamar sempit? Tenang, itu bukan halangan. Dengan perencanaan yang tepat dan alat yang efisien, kamu tetap bisa bikin studio mini di kamar yang fungsional.

Bahkan, pencahayaannya bisa terlihat profesional tanpa harus beli perlengkapan mahal. Studio impian bisa dimulai dari ruang sekecil kamar tidur, asal kamu tahu trik-triknya.

Kenapa Studio Mini di Kamar Adalah Solusi Cerdas?

Banyak orang mengira membuat studio harus punya ruang khusus dan peralatan mahal. Faktanya, kamar tidur bisa diubah jadi studio mini yang fungsional tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.

Hemat Ruang, Hemat Biaya

Dengan sedikit kreativitas, kamu bisa memanfaatkan sisi kamar untuk latar video, meja kerja sebagai tempat editing, bahkan lemari sebagai peredam suara. Biayanya pun bisa disesuaikan. Studio mini ini cocok buat kamu yang baru mulai jadi konten kreator atau pelajar yang suka proyek kreatif.

Lebih Fleksibel dan Personal

Punya studio sendiri di kamar bikin kamu lebih bebas berekspresi. Kamu bisa atur gaya pencahayaan sesuai mood kontenmu: estetik, cerah, atau dramatis. Selain itu, kamu nggak perlu khawatir soal jam pakai studio sewaan atau suara bising dari luar.

Kunci Studio Profesional: Pencahayaan yang Tepat

Pencahayaan adalah elemen paling krusial dalam studio, apalagi untuk keperluan visual seperti video, live streaming, atau foto produk. Cahaya yang tepat bikin hasil terlihat jernih, menarik, dan terlihat profesional—bahkan kalau direkam pakai smartphone.

Jenis Lampu yang Cocok untuk Studio Mini

Berikut beberapa jenis lampu yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhan:

1. Ring Light

Lampu ini jadi favorit para kreator. Bentuknya melingkar dan bisa menghasilkan cahaya merata ke wajah. Cocok untuk konten beauty, tutorial, atau live streaming.

2. Softbox

Softbox memberi cahaya lembut yang nggak bikin bayangan keras. Cocok buat konten yang butuh pencahayaan natural, seperti wawancara atau unboxing produk.

3. LED Panel

Lampu ini tipis, ringan, dan bisa disesuaikan warna serta intensitas cahayanya. Cocok buat kamu yang sering berpindah-pindah set atau butuh tampilan profesional tanpa ribet.

Tips Menempatkan Cahaya di Studio Mini

Agar pencahayaan maksimal, posisi lampu sangat penting. Berikut beberapa tips:

  • Letakkan ring light sejajar dengan wajah, tepat di depan kamu.
  • Untuk softbox, tempatkan 45 derajat dari arah wajah agar hasilnya natural.
  • Tambahkan cahaya latar (backlight) jika kamu ingin efek dimensi dan memisahkan subjek dari latar belakang.

Mengatur Studio Mini: Langkah Praktis dan Efisien

Kamu nggak butuh ruangan besar atau desain rumit. Berikut cara mudah membangun studio mini di kamar yang kecil sekalipun:

1. Tentukan Sudut Khusus

Pilih sudut kamar yang bersih dari gangguan visual. Gunakan tirai polos atau backdrop kain sebagai latar belakang. Kalau bisa, pilih area dekat colokan listrik agar alat mudah terhubung.

2. Gunakan Meja Multifungsi

Meja kerja bisa jadi tempat edit, rekam, dan setting lighting. Pilih meja dengan rak tambahan untuk simpan mic, tripod, atau kamera.

3. Manfaatkan Barang yang Sudah Ada

Kardus, bantal, bahkan lemari bisa jadi peredam suara. Rak buku bisa jadi penyangga kamera. Kamu juga bisa gunakan cermin untuk memantulkan cahaya jika tidak punya banyak lampu.

4. Atur Kabel dan Alat dengan Rapi

Gunakan cable organizer agar tidak berantakan. Tempel label di tiap kabel agar tahu mana untuk mic, lampu, atau kamera. Studio rapi bikin proses produksi lebih cepat dan nyaman.

Rekomendasi Produk Cahaya Terjangkau

Untuk kamu yang baru mulai dan punya budget terbatas, ini beberapa rekomendasi alat pencahayaan yang harganya terjangkau tapi hasilnya profesional:

  • Ring Light 26cm – Rp80.000–Rp150.000
  • Softbox Studio 50x70cm – Rp250.000–Rp400.000
  • Mini LED Panel Ulanzi VL49 – Rp120.000–Rp200.000
  • Lampu RGB Ambient Light – Rp100.000-an, untuk memberi efek dramatis di latar belakang

Semua produk ini bisa ditemukan dengan mudah di marketplace lokal. Pastikan baca review sebelum membeli, ya!

Bonus: Tips Hemat Tapi Efektif

Kalau kamu mau lebih hemat, manfaatkan cahaya alami dari jendela saat siang hari. Posisikan kamera membelakangi jendela agar wajahmu terang tanpa tambahan lampu. Selain itu, kamu bisa pakai kertas putih atau styrofoam sebagai reflektor cahaya agar pencahayaan lebih merata.

Jangan lupa juga untuk bereksperimen. Coba-coba sudut pencahayaan, kombinasi warna lampu, atau filter kreatif untuk hasil visual yang unik. Semakin sering kamu mencoba, semakin tajam juga instingmu soal pencahayaan yang bagus. Ini yang membuat studio mini kamu punya ciri khas sendiri.

Kesimpulan: Studio Mini, Cahaya Maksimal

Membangun studio mini di kamar bukan sekadar solusi hemat, tapi juga langkah awal untuk berkarya dengan serius. Dengan penempatan yang tepat dan pencahayaan yang sesuai, kamu bisa menghasilkan konten yang tampak profesional—tanpa harus menyewa studio besar.

Yang kamu perlukan hanyalah ruang kecil, pencahayaan yang mendukung, dan kemauan untuk terus bereksperimen. Ingat, kualitas konten nggak selalu tergantung pada mahalnya alat, tapi pada bagaimana kamu memanfaatkannya. Jadi, mulai sekarang, ubah kamarmu jadi pusat kreativitasmu sendiri. Cahaya siap menyala, karya siap melesat!

Timeline Konten Satu Bulan: Cara Simpel Biar Nggak Pusing Lagi

Ilustrasi konten kreator menyusun konten.

Ilustrasi konten kreator menyusun konten. Sumber foto: Freepik/@storyset.

Suka kehabisan ide buat posting di media sosial?

Kehabisan ide buat posting konten adalah hal yang pasti dirasakan oleh seorang konten kreator. Tapi tenang, itu merupakan hal yang wajar karena banyak kreator atau pelaku bisnis juga mengalami hal yang sama.

Tapi kabar baiknya, ada solusi yang simpel dan ampuh buat ngatasin masalah ini: bikin timeline konten bulanan. Dengan punya perencanaan konten selama satu bulan ke depan, kamu bisa bekerja lebih terstruktur, nggak keburu-buru, dan tetap kreatif.

Nggak perlu lagi panik tiap hari mikirin harus posting apa. Di artikel ini, aku akan bantu kamu menyusun timeline mingguan yang simpel tapi efektif. Siap?

Kenapa Perlu Bikin Timeline Konten?

Mengelola media sosial tidak hanya tentang mengupload foto atau video. Di balik konten yang bagus, ada proses perencanaan yang matang. Nah, di sinilah pentingnya membuat timeline konten.

1. Hindari Panik Saat Deadline

Kalau kamu sudah punya jadwal konten yang jelas, kamu nggak akan lagi merasa terburu-buru saat harus upload. Semua bisa kamu siapkan dari jauh-jauh hari, mulai dari konsep, desain, sampai caption-nya.

2. Konsistensi Adalah Kunci

Punya timeline bikin kamu lebih disiplin dalam urusan posting. Audiens juga akan merasa lebih terhubung kalau kamu hadir secara rutin.Hal ini sangat penting untuk membangun brand.

3. Kolaborasi Jadi Lebih Mudah

Kalau kamu kerja bareng tim, timeline bisa jadi panduan kerja. Setiap orang tahu tugas masing-masing dan alurnya jadi lebih lancar. Komunikasi juga lebih efisien karena semua sudah tertulis di awal.

Contoh Timeline Mingguan yang Bisa Kamu Tiru

Biar nggak bingung, kamu bisa menyusun konten berdasarkan minggu. Ini adalah pendekatan yang fleksibel, jadi bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan gaya kamu sendiri.

Minggu Pertama: Mulai dengan Perkenalan

Awal bulan adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan diri atau memperbarui hubungan dengan audiens lama. Di minggu ini, fokus pada konten ringan yang mudah dicerna.

Ide kontennya bisa:

  • Cerita singkat tentang siapa kamu atau brand-mu
  • Fakta unik tentang produk atau tim
  • Meme lucu yang relate
  • Polling sederhana atau Q&A

Tujuannya membangun hubungan awal yang hangat.

Minggu Kedua: Bagi Ilmu dan Ajak Diskusi

Setelah audiens mulai engage, saatnya berbagi sesuatu yang lebih berbobot. Konten edukatif bikin kamu terlihat lebih terpercaya dan bisa memperkuat kredibilitas.

Contohnya:

  • Tips atau tutorial
  • Carousel informatif
  • Tanya jawab lewat story
  • Cerita di balik produk atau proses kreatif

Semakin kamu sering memberikan nilai tambah, audiens akan makin loyal.

Minggu Ketiga: Arahkan ke Penjualan

Di minggu ini, kamu bisa mulai memperkenalkan produk atau layananmu lebih dalam. Tapi ingat, tetap dengan cara yang menarik dan nggak terlalu menjual secara langsung.

Beberapa ide konten:

  • Review produk
  • Kisah sukses pelanggan
  • Potongan video behind the scene
  • Penawaran spesial seperti promo atau diskon

Promosi yang dikemas secara natural jauh lebih efektif daripada hard selling.

Minggu Keempat: Bangun Komunitas

Menjelang akhir bulan, kamu bisa fokus pada konten yang membangun loyalitas dan keakraban dengan audiens. Tunjukkan bahwa kamu menghargai mereka.

Kamu bisa posting:

  • Repost dari pelanggan
  • Ucapan terima kasih ke follower
  • Giveaway ringan
  • Recap aktivitas atau pencapaian bulan ini
  • Bocoran rencana konten bulan berikutnya

Konten-konten ini bikin audiens merasa mereka bagian dari perjalanan kamu.

Cara Bikin Timeline Konten Biar Nggak Ribet

Bikin timeline nggak harus rumit kok. Dengan cara sederhana, kamu bisa punya jadwal konten yang rapi dan tetap fleksibel.

1. Tentukan Tema Setiap Minggu

Punya tema mingguan bikin kamu lebih mudah menentukan ide. Misalnya, minggu pertama untuk branding, minggu kedua edukasi, minggu ketiga promosi, dan minggu keempat untuk komunitas.

2. Simpan Ide Sebelum Lupa

Kadang ide konten muncul tiba-tiba. Jadi, selalu siapin tempat buat nyatet—bisa di notes, Google Keep, atau aplikasi catatan lain. Nanti kamu bisa ambil lagi saat menyusun timeline.

3. Gunakan Alat Penjadwalan Konten

Biar nggak repot posting manual setiap hari, kamu bisa pakai tool seperti Meta Business Suite, Buffer, atau Later untuk menjadwalkan konten. Jadi konten bisa tayang otomatis sesuai waktu yang kamu pilih.

4. Cek Performa dan Evaluasi

Setiap akhir bulan, luangkan waktu buat menilai konten mana yang performanya bagus dan mana yang kurang. Ini akan bantu kamu membuat timeline yang lebih baik bulan berikutnya.

Kesimpulan

Menyusun timeline konten selama sebulan bukan cuma bikin kerjaan jadi ringan, tapi juga bantu kamu tetap kreatif, konsisten, dan strategis.

Dengan jadwal mingguan yang rapi, kamu bisa menghasilkan konten yang nggak cuma menarik, tapi juga relevan dan efektif.

Lebih dari itu, timeline konten adalah bentuk investasi waktu yang nilainya terasa jangka panjang. Saat kamu sudah punya pola kerja yang jelas, kamu jadi lebih leluasa buat mikir hal-hal yang lebih besar kayak kolaborasi, campaign kreatif, atau bahkan ekspansi market.

Nggak lagi capek di operasional harian yang berulang. Daripada pusing tiap hari mikirin ide, lebih baik luangkan waktu satu hari di awal bulan untuk menyusun rencana.

Percaya deh, begitu kamu mulai rutin bikin timeline, hasilnya akan terasa banget dari segi engagement, produktivitas, dan bahkan penjualan. Dan yang paling penting, kamu nggak akan kehabisan ide di tengah jalan.

Karena dengan timeline yang terstruktur, kamu sudah punya “peta” untuk satu bulan penuh. Tinggal eksekusi, sesuaikan gaya, dan pantau performa tiap konten. Fleksibilitas tetap bisa dijaga, tapi arah tetap jelas.

Jadi, yuk mulai bikin timeline konten versimu sekarang juga. Nggak harus sempurna kok, yang penting mulai dulu aja. Nanti sambil jalan, kamu bisa evaluasi dan terus berkembang.

Ingat, semua akun keren yang kamu lihat di luar sana juga mulainya dari langkah pertama.

Kampus Merdeka Tetap Jalan, GeTI Incubator Perkuat MSIB

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Sri Suning Kusumawardani Memberikan Sambutan

Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Sri Suning Kusumawardani memberikan sambutan dalam Penandatanganan PKS Program MSIB Angkatan 7, Jakarta (22/10/2024).

CEO GeTI Incubator, Amalia S. Prabowo, menghadiri penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI dengan mitra tentang Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 7 program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Jakarta (22/10/2024). 

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk membangun dan meningkatkan talenta berkualitas. Di sisi lain, agenda ini dilakukan untuk menguatkan komitmen bersama dalam pelaksanaan Program MSIB serta membangun kolaborasi mandiri perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri. 

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Sri Suning Kusumawardani menjelaskan, MBKM memberikan manfaat bagi masyarakat. Dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah pendaftar MSIB dan mitra.  

“Tidak terasa bahwa pendaftar (MSIB) angkatan 7 ini membludak sampai 187 ribu-an (dan) hanya sekitar 30 ribu-an yang diterima. Jumlah mitra juga bertambah (dan jumlah) perguruan tinggi juga bertambah,” ujar Sri Suning dalam sambutannya. 

Karena itu, Sri Suning mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi, sehingga MSIB menuai banyak capaian. 

Di momen yang sama, Kepala Program MSIB Wachyu Hari Haji, melaporkan jumlah mitra dan pendaftar yang setiap tahun naik, bahkan ada 16% peserta yang langsung ditawarkan pekerjaan dari mitra lewat MSIB dan Studi Independen. 

Sebagai informasi, tahun ini ada 30.228 mahasiswa dari 839 perguruan tinggi yang berkesempatan mengikuti magang atau kursus dengan proyek akhir di perusahaan, instansi, sampai lembaga kelas dunia. 

Kepala Program MSIB Wachyu Hari Haji Memberikan Sambutan

Kepala Program MSIB Wachyu Hari Haji memberikan sambutan dalam Penandatanganan PKS Program MSIB Angkatan 7, Jakarta (22/10/2024).

Menteri Dikti Saintek RI: MBKM Tetap Berjalan!

Dikutip dari Detik.com, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) RI 2024-2029, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menegaskan bahwa program unggulan MBKM akan terus berlanjut.

Satryo menyatakan bahwa langkah ini sejalan dengan instruksi Presiden RI Prabowo Subianto kepada para menteri, termasuk dirinya, untuk segera memulai pekerjaan satu hari setelah pelantikan. Oleh karena itu, demi memastikan kontinuitas pendidikan dan menghindari gangguan, ia berpendapat bahwa tidak boleh ada perubahan yang menyebabkan stagnasi di antara para pelaku pendidikan, baik siswa maupun pengajar.

Selain itu, ia menegaskan kemampuan berpikir kritis pada siswa akan menjadi fokus pembelajaran di masa depan. Kemampuan ini akan mempersiapkan lulusan Indonesia untuk menghadapi ketidakpastian di pasar kerja tahun 2030, terutama dengan adanya peningkatan teknologi yang mempermudah berbagai aspek.

Posisi GeTI Incubator  

CEO GeTI Incubator Amalia S. Prabowo (Ketiga dari Kiri) Menghadiri Penandatanganan PKS Program MSIB Angkatan 7, Jakarta (22/10/2024)

CEO GeTI Incubator Amalia S. Prabowo (ketiga dari kiri) menghadiri penandatanganan PKS Program MSIB Angkatan 7, Jakarta (22/10/2024).

GeTI Incubator merupakan salah satu pihak yang turut berkolaborasi di Program MSIB, khususnya Studi Independen. Sebagai informasi, Studi Independen merupakan program non-gelar yang diselenggarakan organisasi atau industri yang menyediakan pengetahuan dan keterampilan dengan tingkat relevansi tinggi di dunia kerja serta dunia usaha. 

Keterampilan tersebut dapat berbentuk kursus singkat (short course), kemah kerja (bootcamp), massive open online course (MOOC), dan lainnya. Kendati demikian, ini perlu dilanjutkan dengan kegiatan kolaborasi antara peserta maupun anggota mitra dalam satu proyek atau studi kasus. 

Untuk lebih jelasnya, berikut karakteristik Studi Independen bersertifikat Kampus Merdeka: 

      • Mempelajari kompetensi yang spesifik, praktis, dan dibutuhkan di masa depan. 

        • Mahasiswa berinteraksi dengan para pakar untuk memahami penerapannya. 

          • Mempraktikkan kompetensi tersebut dalam sebuah proyek riil. 

            • Mahasiswa diberikan modul pembelajaran yang relevan dengan bimbingan mentor profesional. 

              • Metode pembelajaran harus ada porsi synchronous, di mana mahasiswa berinteraksi secara langsung dengan pengajar, mentor, dan mahasiswa lainnya. 

                • Kurikulum pembelajaran juga termasuk pengembangan soft skill yang terkait dengan bidang ilmu yang diajarkan. 

                  • Mahasiswa diberikan sertifikasi jika dinyatakan lolos evaluasi dan berpeluang diberikan rekomendasi kepada perusahaan atau organisasi rekanan dari penyedia Studi Independen. 

                Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui posisi GeTI Incubator dalam pelaksanaan program Kampus Merdeka. Lantas, apa saja keterampilan yang diajarkan kepada para peserta? 

                Peran GeTI Incubator kuatkan MSIB  

                Direktur Akademik dan Inkubasi GeTI Incubator Divera Wicaksono Menyambut Kunjungan Peserta MSIB GeTI Incubator Bacth 7, Selasa (15/10/2024)

                Direktur Akademik dan Inkubasi GeTI Incubator Divera Wicaksono menyambut kunjungan dosen dan peserta MSIB GeTI Incubator Bacth 7, Selasa (15/10/2024).

                GeTI Incubator berkomitmen untuk fokus mengakselerasi kompetensi peserta MSIB dengan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja dan usaha. Lebih spesifik lagi, dua hal tersebut berhubungan dengan digital dan ekspor. 

                Sebagaimana kita ketahui, ekonomi digital Indonesia memang sedang berkembang pesat. Bahkan, Presiden RI ke-7 Joko Widodo telah mengatakan, pada 2030 ekonomi digital Indonesia akan tumbuh empat kali lipat atau mencapai USD210-USD360 billion. Bila dirupiahkan sekitar Rp5.800 triliun. 

                Di sisi lain, pembayaran digital di Indonesia juga diperkirakan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030. Nilainya diproyeksikan tembus USD760 billion atau Rp12.300 triliun. Dengan potensi besar ini, maka keterampilan era digital sangat diperlukan untuk menunjang karier, baik di perusahaan maupun sebagai wirausaha. 

                Lalu, kenapa ekspor? Wawasan dan keterampilan praktis pendukung dipandang perlu karena potensi ekspor Indonesia yang melimpah. Sebagai contoh, salah satu produk yang diekspor Indonesia adalah diproduksi UMKM.  

                Pada 2023, jumlah UMKM sekitar 66 juta dan menyerap sekitar 117 juta pekerja atau 97% dari total tenaga kerja. Selain UMKM, Indonesia memiliki komoditas yang melimpah, seperti kerajinan kayu, rempah, hasil tangkap laut, kain tradisional, dan masih banyak lainnya.  

                Potensi-potensi yang dimiliki Ibu Pertiwi tentunya perlu dimaksimalkan untuk menembus pasar global. Sebab, ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, pengrajin, UMKM, dan pihak lain yang terlibat di dalam ekosistemnya.  

                Maka dari itu, agar bisa mengambil peran dalam mengakselerasi ekspor Indonesia, diperlukan keterampilan yang memadai. Hal inilah salah satu yang juga diberikan GeTI Incubator kepada peserta MSIB. 

                Komitmen meningkatkan keterampilan peserta, dibuktikan secara konkret dalam kunjungan mahasiswa MSIB Batch 7 GeTI Incubator pada Selasa (15/10/2024). Di kesempatan ini, peserta langsung mempraktikkan keterampilan yang berhubungan dengan bisnis digital dan ekspor. Antara lain: 

                    • TikTok & Shopee Live Streaming 

                      • Digital Marketing 

                        • Content Creator 

                          • Alibaba.com Global Store Operator 

                            • Administrasi Logistik Ekspor 

                          Dengan pelatihan yang didampingi langsung sama ahlinya ini, GeTI Incubator berharap menjadi salah satu pihak yang dapat berkontribusi aktif dalam menguatkan program MSIB. Pasalnya, seperti yang disampaikan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemedikbudristek RI Sri Suning Kusumawardani, MBKM memberikan banyak manfaat untuk masyarakat.

                          Yuk, Getters, pegang kendali masa depanmu lewat program MSIB Kampus Merdeka bersama GeTI Incubator!

                          Studi Independen Global Digital Talent Entrepreneur GeTI Incubator MSIB Batch 7 : 6 September – 31 Desember 2024

                          Publish rate

                          Rp 4.000.000

                          Durasi Kegiatan

                          6 Sep – 31 Des 2024 (3,5 bulan)

                          Rincian Kegiatan

                          Program Studi Independen Global Digital Entrepreneur yang diselenggarakan oleh GeTI Incubator adalah inisiatif pendidikan yang menawarkan beragam program unggulan di bidang digital marketing dan kewirausahaan digital. Program ini dirancang untuk memberikan mahasiswa pemahaman mendalam dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk berkembang dan berhasil di era digital yang terus berkembang. GeTI Incubator menawarkan berbagai program studi independen yang mencakup Store Operator Marketplace Specialist, Digital Marketing, Digital Creative Content Creator, Global Entrepreneur, dan Logistic Export, Alibaba GDT. Setiap program dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam dan keterampilan praktis dalam bidang-bidang yang sangat relevan di dunia digital marketing. Cakupan program studi independen di GeTI Incubator:

                          1.Store Operator Marketplace Specialist: Program ini bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan dan optimalisasi operasi toko di platform marketplace. Mahasiswa akan mempelajari strategi penjualan, manajemen inventaris, dan pelayanan pelanggan di lingkungan marketplace.

                          2.Digital Marketing: Program Digital Marketing membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai strategi pemasaran digital yang efektif. Mereka akan memahami cara menggunakan berbagai saluran pemasaran digital, periklanan online, serta analisis data untuk meningkatkan performa kampanye.

                          3.Digital Creative Content Creator: Program ini fokus pada pengembangan konten kreatif yang menarik untuk media digital. Mahasiswa akan belajar cara menciptakan konten visual, teks, dan multimedia yang relevan dan menarik bagi audiens online.

                          4.Global Entrepreneur: Program ini mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi wirausaha global dengan memberikan wawasan tentang ekspansi bisnis ke pasar internasional, strategi perdagangan global, dan tantangan yang terkait.

                          5.Logistic Export: Program Logistic Export memberikan pemahaman mendalam tentang logistik ekspor, manajemen rantai pasokan global, serta persyaratan perdagangan internasional. Mahasiswa akan memahami seluruh proses ekspor barang dan dokumen yang terkait.

                          6.Alibaba GDT memberikan pemahaman mendalam tentang Alibaba Global Digital Talent Program

                          Rincian Program Studi Independen Global Digital Entrepreneur

                          Durasi Total: Program ini terdiri dari 20 SKS (Satuan Kredit Semester) dengan rincian konversi SKS = 20 SKS/semester, dengan total Durasi Pembelajaran: Mahasiswa akan menghabiskan waktu belajar selama 40 jam/minggu. Metode Tatap Muka Sinkronus: Selama program, mahasiswa akan berinteraksi dengan mentor secara tatap muka selama 2 jam. Tugas Terstruktur: Mahasiswa akan diberikan tugas terstruktur yang memerlukan waktu sekitar 4 jam per minggu. Belajar Mandiri Asinkronus: Mahasiswa akan menghabiskan waktu untuk belajar mandiri asinkronus selama sekitar 2 jam per minggu.

                          Manfaat Program Bagi Calon Peserta

                          Program studi independen Global Digital Entrepreneur di GeTI Incubator menawarkan sejumlah manfaat berharga bagi calon mahasiswa:

                          1.Pengembangan Keterampilan Praktis: Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis yang sangat relevan di dunia kerja, seperti manajemen proyek, analisis data, pengembangan produk, dan komunikasi profesional. Ini membantu mereka untuk meraih sukses dalam dunia digital marketing.

                          2.Pemahaman Mendalam tentang Industri: Mahasiswa akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang dinamika dan tantangan dalam industri kewirausahaan dan inovasi. Mereka akan belajar bagaimana bisnis startup beroperasi dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

                          3.Jaringan Profesional yang Bernilai: Selama program, mahasiswa memiliki kesempatan untuk membangun jaringan profesional yang berharga. Ini termasuk interaksi dengan anggota tim GeTI Incubator, mentor, dan pemangku kepentingan eksternal, membuka peluang kolaborasi dan pertumbuhan karier.

                          4.Mengaplikasikan Pengetahuan: Program studi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di kelas ke dalam situasi dunia nyata. Ini membantu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, memungkinkan mahasiswa untuk menjadi praktisi yang lebih kompeten.

                          5.Kontribusi Aktif dalam Inovasi: Mahasiswa program magang akan berkontribusi aktif dalam berbagai proyek dan inisiatif di GeTI Incubator. Ini memberi mereka kesempatan untuk merasakan dampak positif yang mereka buat dalam perusahaan dan menjadi bagian dari inovasi dalam dunia digital marketing.

                          6.Persiapan Karier yang Solid: Magang di GeTI Incubator merupakan persiapan yang kuat untuk karier di bidang kewirausahaan, inovasi, atau bisnis digital. Pengalaman ini dapat memperkuat CV mereka dan memberikan wawasan berharga kepada calon pemberi kerja.

                          Link publish lowongan di MSIB :

                          https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/studi-independen/browse/54d86ad6-09b2-43e3-9305-57afc539ebc3/f0943e56-72f8-11ee-956e-caf415b2b078

                          4 Alasan Mengapa Green Skills Dibutuhkan dan Contoh Pekerjaannya

                          4 Alasan Mengapa Green Skills Dibutuhkan dan Contoh Pekerjaannya-01

                          Ilustrasi tentang Green Skills

                          Beberapa waktu terakhir, kita semakin banyak mendapatkan informasi mengenai krisis iklim. Seiring itu, ternyata berkembang juga pembahasan tentang kebutuhan akan green skills atau keterampilan hijau.

                          Secara sederhana green skills bisa dibilang sebagai kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis iklim. Tidak hanya itu, di saat yang sama keahlian tersebut juga menguntungkan secara ekonomi.

                          Hal tersebut sangat wajar banget. Pasalnya, semakin ke sini, keterampilan hijau ternyata makin banyak dicari. Makanya enggak mengherankan beberapa tahun belakangan ini, mulai banyak yang menyertakan green skills sebagai kualifikasi dalam lowongan pekerjaannya.

                          Namun, sangat mungkin di antara kita ada yang belum mengetahui alasan mengapa green skills dibutuhkan selain mengatasi krisis iklim. Lalu, bisa jadi masing-masing dari kita masih ada juga yang belum tahu contoh pekerjaan yang berhubungan dengan green skills.

                          Maka itu, Getters, dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai alasan yang membuat green skills semakin dibutuhkan. Lainnya, kita bakal mencari tahu bersama-sama jenis pekerjaan apa saja yang membutuhkan keterampilan tersebut.

                          Tren Lapangan Kerja Naik

                          Alasan mengapa green skills dibutuhkan tidak lain karena adanya peningkatan kebutuhan akan keterampilan tersebut. Artinya, semakin ke sini lowongan pekerjaannya makin banyak! Hal ini sebagaimana temuan LinkedIn—platform yang menyediakan informasi lowongan kerja—dalam “Global Green Skills Report”.

                          Laporan tersebut menyatakan lapangan kerja yang membutuhkan green skills naik sampai 22,4% pada 2023. Sementara di dalam negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) juga menemukan hal serupa. 

                          Dalam risetnya, Bappenas memprediksi sampai 2045 nanti ada 15 juta lapangan kerja baru terkait green jobs. Nah, green jobs atau pekerjaan hijau ini sangat berhubungan erat dengan green skills

                          Adapun lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios), menyatakan akan ada jutaan lapangan kerja baru dalam 10 tahun ke depan ketika Indonesia masuk pada transisi hijau. Tak tanggung-tanggung, jumlah yang diprediksi mencapai 19 juta lapangan kerja! Banyak banget kan?

                          Maka itu, Getters, kita bisa menyimpulkan pernyataan lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan hijau semakin banyak itu benar adanya.

                          Persaingan Rendah

                          Tidak mengherankan mengapa orang-orang mulai mencari tahu green skills. Pasalnya, lapangan kerja yang semakin dibutuhkan saat ini dan masa depan itu, ternyata tidak disertai dengan kenaikan orang-orang yang memiliki green skills.

                          Kalau kita merujuk ke “Global Green Skills Report”, maka kita mendapati keterangan, meski kebutuhan akan keterampilan hijau naik, tapi kenaikan orang yang mengunggah green skills di profilnya tidak banyak atau cuma naik 12,3%.

                          Oleh karena itu, seseorang yang menekuni green skills memiliki peluang yang besar untuk berkarir di sektor ekonomi hijau dan berkelanjutan. Kalau begini, bisa-bisa bukan nyari kerja, tapi pekerjaan yang menghampiri!

                          Potensi Naik Pendapatan

                          Alasan mengapa green skills dibutuhkan berikutnya berhubungan sama pendapatan atau gaji. Lantaran keahlian tersebut sangat dibutuhkan, maka orang-orang yang memilikinya berpotensi punya gaji yang tinggi.

                          Kenapa bisa begitu? Umumnya, Getters, gaji atau pendapatan yang di atas rata-rata ini bisa diperoleh karena perusahaan sering banget memberikan apresiasi lebih kepada pegawainya yang punya green skills. Apresiasi ini salah satunya bisa berupa kenaikan gaji.

                          Di samping itu, green skills juga sangat membuka peluang kita untuk memiliki usaha sendiri yang ramah lingkungan. Misalnya, mengolah limbah kertas dan plastik menjadi barang kerajinan tangan untuk dijual kembali.

                          Hal semacam itu tentunya bisa menjadi sumber pendapatan baru untuk kita. Selain itu, usaha yang menerapkan konsep ekonomi hijau atau mendaur ulang, tentunya lebih mudah diterima masyarakat.

                          Manfaat untuk Lingkungan

                          Selanjutnya, green skills semakin banyak dicari dan digandrungi banyak pihak karena orang yang menguasainya tidak hanya memperoleh manfaat finansial. Sebab, mereka yang memiliki keterampilan hijau sudah barang tentu memberikan sumbangsih nyata untuk kelestarian lingkungan.

                          Hal itu tentu saja menjadi kebanggaan untuk diri kita sendiri. Sebab, selain mencari rezeki, di saat yang sama kita ikut serta menjaga lingkungan dan mengatasi krisis iklim yang dampaknya sangat buruk, seperti: suhu Bumi makin panas, sering banjir, atau kebakaran hutan.

                          Contoh Pekerjaan yang Membutuhkan Green Skills

                          Setelah mengetahui empat alasan mengapa green skills dibutuhkan, tibalah Getters untuk kita mencari tahu beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tersebut. Jika kita mengacu pada ekosistem ekonomi hijau, maka diketahui ada ratusan jenis green jobs di tanah air.

                          Hal tersebut berdasarkan publikasi Bappenas terkait “Peta Okupasi Nasional Green Jobs” dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Di laporannya, Bappenas berhasil mengidentifikasi ada 191 okupasi pekerjaan green jobs.

                          Pekerjaan-pekerjaan tersebut fokus pada lima area. Antara lain: pertanian, manufaktur, energi terbarukan, jasa pariwisata, dan konstruksi. Adapun jenis pekerjaannya, seperti: auditor lingkungan, spesialis pertanian organik, dan analis kebijakan energi.

                          Sementara menurut LinkedIn, tiga green jobs yang banyak dicari perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah agronomis, analis energi, dan sustainability manager.

                          Kendati demikian, sejatinya green skills dibutuhkan di seluruh industri, sebab keterampilan ini merupakan respons dari perubahan iklim. Adapun jenis pekerjaan ekonomi hijau yang termasuk menjanjikan, yaitu: carbon accounting, ecopreneur, dan corporate social responsibility (CSR).

                          Carbon Accounting

                          Salah satu jenis pekerjaan yang memiliki dampak nyata adalah carbon accounting. Orang yang bekerja sebagai akuntan karbon bertugas melakukan penghitungan jumlah gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan, baik langsung maupun tidak, dari suatu aktivitas ekonomi atau organisasi.

                          Seseorang yang mempelajari penghitungan emisi karbon, maka ia akan bersentuhan dengan hal-hal, seperti dokumen pemilihan faktor emisi karbon, karbon hutan, atau penghitungan selisih emisi dan serapan karbon.

                          Ecopreneur

                          Mereka yang berprofesi sebagai ecopreneur adalah wirausaha yang menjual dan menciptakan produk dan/atau jasa yang ramah lingkungan. Dalam penerapannya, seorang ecopreneur berdiri di atas prinsip ekonomi lingkungan dan ekologi.

                          Maka dalam menjalankan bisnisnya, selain mencari keuntungan finansial, fokus dari penerapan ecopreneur adalah pengurangan dampak lingkungan. Oleh sebab itu, Getters, setiap produk yang dihasilkan pasti meninggalkan limbah yang minim, sehingga biaya produksi bisa lebih rendah.

                          Keuntungan lain yang bisa diambil sebagai ecopreneur adalah potensi mendapatkan pendanaan dari banyak pihak atau kelompok tertentu. Akan tetapi, seorang ecopreneur perlu juga melengkapi dirinya dengan keterampilan penunjang. Tujuannya, agar bisa memaksimalkan kompetensi hijau yang dimilikinya.

                          CSR

                          Profesi lain yang masuk kategori ekonomi hijau adalah CSR. Seseorang yang bekerja sebagai CSR, biasanya akan berhadapan dengan tugas-tugas, seperti menyiapkan kader pemberdayaan masyarakat, inovasi untuk pemberdayaan masyarakat, dan mengembangkan kemandirian.

                          Oleh karena itu, tugas-tugas yang bakal dilakukan seorang CSR lebih banyak bersentuhan dengan aktivitas sosial.

                          Nah, Getters, demikianlah penjelasan yang bisa disampaikan perihal alasan mengapa green skills dibutuhkan saat ini dan di masa depan. Selain itu, kita pun sudah mengetahui bidang dan contoh pekerjaannya. 

                          Maka itu, jika Getters tertarik bekerja di bidang yang membutuhkan green skills, ada baik untuk tidak menunda-nunda belajarnya. Sebagai informasi, saat ini LPK GeTI sudah menyediakan kelas program prakerja Penghitungan Emisi Karbon dan Penyusunan Program CSR Perusahaan yang dapat membantu kamu membangun karir di sektor ekonomi hijau, lho!

                          Studi Independen Global Digital Talent Entrepreneur GeTI Incubator MSIB Batch 6

                          Publish rate

                          Rp 4.000.000

                          Durasi Kegiatan

                          16 Feb – 30 Jun 2024 (4 bulan)

                          Rincian Kegiatan

                          Program Studi Independen Global Digital Entrepreneur yang diselenggarakan oleh GeTI Incubator adalah inisiatif pendidikan yang menawarkan beragam program unggulan di bidang digital marketing dan kewirausahaan digital. Program ini dirancang untuk memberikan mahasiswa pemahaman mendalam dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk berkembang dan berhasil di era digital yang terus berkembang. GeTI Incubator menawarkan berbagai program studi independen yang mencakup Store Operator Marketplace Specialist, Digital Marketing, Digital Creative Content Creator, Global Entrepreneur, dan Logistic Export, Alibaba GDT. Setiap program dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam dan keterampilan praktis dalam bidang-bidang yang sangat relevan di dunia digital marketing. Cakupan program studi independen di GeTI Incubator:

                          1.Store Operator Marketplace Specialist: Program ini bertujuan memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengelolaan dan optimalisasi operasi toko di platform marketplace. Mahasiswa akan mempelajari strategi penjualan, manajemen inventaris, dan pelayanan pelanggan di lingkungan marketplace.

                          2.Digital Marketing: Program Digital Marketing membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai strategi pemasaran digital yang efektif. Mereka akan memahami cara menggunakan berbagai saluran pemasaran digital, periklanan online, serta analisis data untuk meningkatkan performa kampanye.

                          3.Digital Creative Content Creator: Program ini fokus pada pengembangan konten kreatif yang menarik untuk media digital. Mahasiswa akan belajar cara menciptakan konten visual, teks, dan multimedia yang relevan dan menarik bagi audiens online.

                          4.Global Entrepreneur: Program ini mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi wirausaha global dengan memberikan wawasan tentang ekspansi bisnis ke pasar internasional, strategi perdagangan global, dan tantangan yang terkait.

                          5.Logistic Export: Program Logistic Export memberikan pemahaman mendalam tentang logistik ekspor, manajemen rantai pasokan global, serta persyaratan perdagangan internasional. Mahasiswa akan memahami seluruh proses ekspor barang dan dokumen yang terkait.

                          6.Alibaba GDT memberikan pemahaman mendalam tentang Alibaba Global Digital Talent Program

                          Rincian Program Studi Independen Global Digital Entrepreneur

                          Durasi Total: Program ini terdiri dari 20 SKS (Satuan Kredit Semester) dengan rincian konversi SKS = 20 SKS/semester, dengan total Durasi Pembelajaran: Mahasiswa akan menghabiskan waktu belajar selama 40 jam/minggu. Metode Tatap Muka Sinkronus: Selama program, mahasiswa akan berinteraksi dengan mentor secara tatap muka selama 2 jam. Tugas Terstruktur: Mahasiswa akan diberikan tugas terstruktur yang memerlukan waktu sekitar 4 jam per minggu. Belajar Mandiri Asinkronus: Mahasiswa akan menghabiskan waktu untuk belajar mandiri asinkronus selama sekitar 2 jam per minggu.

                          Manfaat Program Bagi Calon Peserta

                          Program studi independen Global Digital Entrepreneur di GeTI Incubator menawarkan sejumlah manfaat berharga bagi calon mahasiswa:

                          1.Pengembangan Keterampilan Praktis: Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan praktis yang sangat relevan di dunia kerja, seperti manajemen proyek, analisis data, pengembangan produk, dan komunikasi profesional. Ini membantu mereka untuk meraih sukses dalam dunia digital marketing.

                          2.Pemahaman Mendalam tentang Industri: Mahasiswa akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang dinamika dan tantangan dalam industri kewirausahaan dan inovasi. Mereka akan belajar bagaimana bisnis startup beroperasi dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

                          3.Jaringan Profesional yang Bernilai: Selama program, mahasiswa memiliki kesempatan untuk membangun jaringan profesional yang berharga. Ini termasuk interaksi dengan anggota tim GeTI Incubator, mentor, dan pemangku kepentingan eksternal, membuka peluang kolaborasi dan pertumbuhan karier.

                          4.Mengaplikasikan Pengetahuan: Program studi ini memungkinkan mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh di kelas ke dalam situasi dunia nyata. Ini membantu menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik, memungkinkan mahasiswa untuk menjadi praktisi yang lebih kompeten.

                          5.Kontribusi Aktif dalam Inovasi: Mahasiswa program magang akan berkontribusi aktif dalam berbagai proyek dan inisiatif di GeTI Incubator. Ini memberi mereka kesempatan untuk merasakan dampak positif yang mereka buat dalam perusahaan dan menjadi bagian dari inovasi dalam dunia digital marketing.

                          6.Persiapan Karier yang Solid: Magang di GeTI Incubator merupakan persiapan yang kuat untuk karier di bidang kewirausahaan, inovasi, atau bisnis digital. Pengalaman ini dapat memperkuat CV mereka dan memberikan wawasan berharga kepada calon pemberi kerja.

                          Link publish lowongan di MSIB :

                          https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/program/studi-independen/browse/54d86ad6-09b2-43e3-9305-57afc539ebc3/f0943e56-72f8-11ee-956e-caf415b2b078

                          Upaya GeTI Cetak SDM Berkualitas Bersama Program Kartu Prakerja

                          GeTI atau LPK GeTI Incubator adalah salah satu lembaga pelatihan kerja mitra resmi Program Kartu Prakerja. Berdiri pada 2018 dan berpusat di Great Western Resort, Kota Tangerang, Banten, GeTI menjadi mitra resmi Program Kartu Prakerja sejak 2020.  

                          Di setiap tahun, GeTI memiliki jumlah kelas yang semakin meningkat di Program Kartu Prakerja. Pada 2018 sebagai tahun pertamanya, lembaga pelatihan kerja ini memiliki sembilan kelas. Bertambah menjadi belasan kelas pada 2021, GeTI semakin berkembang dengan memiliki puluhan kelas. 

                          Kemudian, pada 2023 lembaga pelatihan kerja ini makin percaya diri memperkaya katalog kelasnya menjadi berisi 44 kelas. Selanjutnya, pada 2024 direncanakan GeTI akan menambah daftar kelas yang dimiliki menjadi 50 kelas.   

                          Beberapa kelas yang telah dimiliki antara lain mengenai digital marketing, ekspor-impor, content creator, e-commerce, human resource, dan IT. Untuk saat ini, kelas yang paling ramai digandrungi oleh peserta Program Kartu Prakerja adalah digital marketing, berhubung bidang ini masih memiliki lini profesi yang paling banyak diminati.  

                          Digadang-gadang akan ada kelas baru di lembaga pelatihan kerja ini yang berfokus pada green jobs seiring dengan adanya eco industry yang diprediksi akan semakin besar permintaan profesinya di masa depan. Kelas green jobs yang tengah digodok oleh GeTI di anataranya adalah Carbon Accounting dan Corporate Social Responsibility.  

                          Selama enam tahun berdiri, GeTI sudah memiliki sekitar 400.000 alumni peserta Program Kartu Prakerja dengan beragam latar belakang yang didominasi oleh laki-laki. Usia peserta yang paling banyak mengikuti kelas berada di rentang 26 sampai 35 tahun dan berdomisili di kota. Lulusan SMA juga menjadi peserta paling banyak di lembaga pelatihan kerja ini.  

                          Menurut survei yang dilakukan oleh GeTI pada November 2023, motivasi yang paling banyak dimiliki peserta yakni keinginan untuk memperoleh keterampilan baru sebanyak 97%, keinginan untuk meningkatkan keterampilan sebesar 93%, ingin memiliki skill yang memadai untuk memulai usaha sebesar 87%, dan diikuti alasan lain seperti ingin membangun jejaring, mendapatkan pekerjaan, mengganti karier, dan mendapatkan insentif pasca pelatihan. 

                          Sementara itu, alasan paling besar bagi mereka dalam memilih GeTI sebagai lembaga pelatihan kerja karena kelas yang mereka minati hanya ada di sini ada sebanyak 67%. Banyak juga alumni yang akhirnya direkrut menjadi karyawan di GeTI sendiri. 

                          Bukan hanya menjadi lembaga pelatihan kerja yang menjual kelas pelatihan, GeTI juga banyak melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam memperkuat komitmennya untuk mencetak SDM dalam negeri yang berkualitas dan bisa bersaing di dunia kerja lokal, bahkan global. 

                          Seperti salah satunya yang diselenggarakan pada 2023 lalu di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk 200 alumni Program Kartu Prakerja. Biaya penyelenggaraan acara tersebut ditanggung sepenuhnya oleh GeTI sehingga semua peserta yang datang tidak mengeluarkan dana sepeser pun.  

                          Dalam rangkaian acara tersebut, bukan hanya alumni saja yang datang. Pejabat daerah setempat juga turut hadir. Berisi sharing session oleh para peserta yang sudah pernah mengikuti kelas-kelas Program Kartu Prakerja dan merasakan langsung manfaat pascakelas untuk keberlanjutan karier dan upaya berwirausaha, acara ini juga menjadi bentuk kampanye Lifelong Learning yang tengah digaungkan oleh Program Kartu Prakerja.  

                          Lembaga pelatihan kerja ini juga ikut serta dalam Indonesia Skills Week, yang juga menjadi bagian dari Program Kartu Prakerja. Indonesia Skills Week dibuat dalam menjawab antusiasme masyarakat dan tingginya minat mereka untuk mengikuti kelas dan pelatihan.  

                          Kelas yang dijual di Indonesia Skills Week memang di luar saldo Program Kartu Prakerja yang diberikan oleh pemerintah, tetapi harga yang ditetapkan sangat terjangkau. Kelas tersedia dari harga Rp20.000,- saja. Bahkan ada juga kelas yang diberikan secara gratis.   

                          GeTI juga pernah mengadakan program CSR yang bekerja sama dengan beberapa universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023. Pada program CSR tersebut, dibagikan sebanyak 20.000 voucher kelas gratis untuk para mahasiswa/i dan fresh graduate, khususnya di Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).  

                          Voucher kelas yang dibagikan secara cuma-cuma yakni “Membuat Konten di Platform Video Online untuk Pengelola Pemasaran Digital” yang memiliki fokus pada literasi digital dan “Meningkatkan Kinerja Toko Online dan Layanan Pelanggan di Marketplace Bagi Spesialis Pemasaran”  yang mengacu pada pemasaran digital. 

                          Program CSR lain yang baru-baru ini diadakan bekerja sama dengan Tokopedia sebagai pihak digital platform. Di acara itu, para alumni yang sudah pernah mengikuti kelas di GeTI membagikan pengalamannya dalam sharing session. Terbukti sudah banyak alumni yang mengalami perkembangan karier setelah mengikuti kelas di lembaga pelatihan kerja ini.  

                          Beberapa hal yang sudah disebutkan di atas memberikan bukti nyata bahwa GeTI memiliki komitmen penuh dalam mencetak SDM yang memiliki skill yang dapat diterapkan di dunia kerja atau bahkan dunia wirausaha sehingga memberikan kebermanfaatan langsung, tidak hanya sekadar menjual pelatihan.  

                          Kelas-kelas yang tersedia di GeTI memiliki kurikulum yang sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Lebih dari itu, lembaga pelatihan kerja ini juga memiliki program sertifikasi profesi yang sudah diakreditasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sehingga memungkinkan peserta yang lolos pelatihan dan uji kompetensi mendapatkan sertifikat untuk mengukuhkan kompetensi yang dimiliki terhadap profesi terkait.

                          Cerita Alumni Prakerja di GeTI yang Jadi Entrepreneur!

                          Agung adalah seorang entrepreneur yang penuh semangat. Ia memiliki tekad lebih dalam hidup yang bisa kita jadikan teladan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan upayanya dalam mengikuti pelatihan yang disediakan pemerintah Indonesia melalui Program Kartu Prakerja secara berkelanjutan. 

                          Ia adalah salah satu alumni Program Kartu Prakerja yang merasakan langsung manfaat dari bentuk komitmen pemerintah dalam mencetak SDM yang bermutu ini.   

                          Bukan hanya semangatnya dalam mengembangkan keterampilan saja yang perlu diacungi jempol, Agung juga memiliki semangat pantang menyerah yang perlu dicontoh. Setelah mendapatkan informasi mengenai Program Kartu Prakerja lewat saudaranya, ia sudah langsung tertarik dengan program ini. Namun, sayangnya, pada tahun 2020 ia berulang kali gagal mengakses Program Kartu Prakerja.  

                          Akhirnya, tiga tahun kemudian, tepatnya suatu hari pada bulan Juli 2023, Agung mencoba lagi peruntungannya ketika ia mendapatkan informasi bahwa gelombang ke-55 telah dibuka. Esoknya, ia  langsung lolos. 

                          Sebelumnya, ia adalah seorang karyawan. Namun, saat badai PHK terjadi di tengah pandemi COVID-19, Agung adalah salah satu orang yang terkena dampak.  

                          Musibah itu tidak membuatnya lembek, malah membuka pikirannya untuk mencoba mencari nafkah lewat jalan lain, yakni menjadi entrepreneur. Menjual kopi, dijajalnya sebagai peruntungan.  

                          Pelatihan yang diambilnya saat itu adalah belajar mengedit video dasar bagi pemula. Ia ingin tahu bagaimana caranya memproduksi konten yang menarik sehingga bisa menjadi bahan promosi produk bisnisnya. 

                          “Saya coba banting stir bagaimana caranya bisa terus ada pemasukan. Jadi, saya mencoba buat video, supaya jualan saya bisa jadi menarik,” ujarnya. 

                          Memang seperti yang kita tahu, membuat konten promosi produk tidak semudah kelihatannya. Harus memikirkan tren, jalan cerita agar menarik, pengeditan, durasi, bahkan latar belakang musik yang cocok agar tidak terkena pelanggaran hak cipta, seta strategi agar tidak mengundang kontroversi di internet. 

                          Kerap kali ketika sudah membuat konten, audiens yang melihat sedikit, tidak sesuai dengan niche produk yang dijual, terkena pelanggaran copyright, atau bahkan yang terburuk terkena somasi perkara konten produksi. 

                          Pelatihan yang diberikan di Program Kartu Prakerja, khususnya yang bisa didapatkan di PT Global Edukasi Talenta Inkubator atau LPK GeTI Incubator tidak dibuat sembarangan. Rangkaian pelatihan yang tersedia dipersiapkan sesuai dengan kurikulum, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), bahkan diampu oleh instruktur ahli yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam bidangnya sehingga ilmunya sudah pasti paten. 

                          Apalagi, PT Global Edukasi Talenta Inkubator juga menerbitkan sertifikat yang dapat menjadi bukti konkret atas kemampuan semua peserta yang telah lolos pelatihan Program Kartu Prakerja. 

                          Agung terkesan dengan apa yang ditawarkan pada Program Kartu Prakerja ini, karena yang diberikan bukan hanya pelatihan ekstensif yang bisa diikuti secara daring dan mandiri, ada juga insentif, lowongan pekerjaan, dan beberapa aspek ptlainnya yang bermanfaat. 

                          Sebagai salah satu lembaga pelatihan kerja yang tergabung dalam Program Kartu Prakerja, PT Global Edukasi Talenta Inkubator turut bahagia dan bangga dengan kisah Agung, salah satu alumni yang mengakses kelas dari lembaga tersebut. Semoga ada banyak lulusan Program Kartu Prakerja di PT Global Edukasi Talenta Inkubator yang juga mengalami kemajuan di karier dan usahanya. 

                          Tidak dapat dipungkiri bahwa angka pencari kerja yang butuh banyak lapangan pekerjaan jumlahnya masih begitu tinggi di dalam negeri. Badai PHK ini bukan cuma terjadi selama wabah COVID-19 saja, winter tech dan masalah lain juga memberikan efek domino dalam bursa kerja di Indonesia saat ini. 

                          Para entrepreneur berskala kecil dan menengah di dalam negeri juga masih butuh lebih banyak sorotan dan bantuan untuk bisa mengembangkan usaha mereka. 

                          Program Kartu Prakerja dan PT Global Edukasi Talenta Inkubator hadir memberikan angin segar dalam inisiatif mencetak ratusan ribu talenta berkualitas yang berdaya saing di level lokal bahkan global. Pengembangan keahlian dan keterampilan itu juga berguna bukan hanya untuk pencari kerja, tetapi juga entrepreneur yang ingin mengembangkan usahanya.  

                          Kamu mau jadi orang selanjutnya yang merasakan manfaat menjadi peserta pelatihan Program Kartu Prakerja? Segera daftarkan dirimu dan akses pelatihan-pelatihan berkualitas di PT Global Edukasi Talenta Inkubator! 

                          Kamu bisa memilih beragam jenis pelatihan sesuai minat dan bakatmu. Dari bidang content creator dengan belajar cara mengedit video bagi pemula seperti Agung sampai  bidang green jobs yang diprediksi akan menjadi industri baru yang memiliki permintaan tinggi di masa depan, semuanya ada di PT Global Edukasi Talenta Inkubator. 

                          Yuk, ikut pelatihannya sekarang! 

                          GeTI Incubator dan PT Asuransi Asei Indonesia Jalin Kerja Sama Kembangkan Potensi Bisnis

                          geti incubator

                          Dalam sebuah perjanjian yang menandai langkah signifikan dalam dunia bisnis, PT Asuransi Asei Indonesia dan PT Global Edukasi Talenta Inkubator (GeTI Incubator) telah secara resmi menjalin kemitraan strategis melalui penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).

                          MoU tersebut mencerminkan niat baik kedua perusahaan untuk bekerja sama dalam mengembangkan peluang bisnis yang saling menguntungkan. PT Asuransi Asei Indonesia, yang dikenal sebagai penyedia jasa asuransi perdagangan dan asuransi umum serta jaminan kredit, telah menjalin kolaborasi dengan PT Global Edukasi Talenta Inkubator (GeTI Incubator), sebuah pemain utama di sektor pendidikan dan pelatihan di ekosistem ekspor ExportHub.id. Mereka mendorong pelaku usaha untuk memasuki pasar digital, baik di tingkat lokal maupun global, melalui platform e-commerce.

                          Tujuan MoU ini adalah untuk memperkuat kerja sama antara kedua perusahaan dengan skema yang akan memberikan manfaat signifikan bagi mereka. Dalam kerangka ini, mereka akan saling memperkenalkan bisnis, layanan, dan produk yang dimiliki serta merencanakan program promosi bersama.

                          Selain itu, para pelaku bisnis dari PT Asuransi Asei Indonesia dan PT Global Edukasi Talenta Inkubator akan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pelatihan, webinar, dan acara yang berhubungan dengan ekspor dan berbagai bidang lainnya. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan kapabilitas bisnis mereka di tengah perkembangan era digital yang terus berlanjut.

                          Achmad Sudiyar Dalimunthe, Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia, menyatakan bahwa MoU ini mencerminkan tekad dan komitmen kuat kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam menggali potensi bisnis yang belum sepenuhnya tergarap. Ia yakin bahwa kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi kedua perusahaan. Amalia Prabowo, Direktur Utama PT Global Edukasi Talenta Inkubator, setuju dengan pernyataan Achmad, dan mengungkapkan komitmen mereka untuk memberikan pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi kepada para pelaku bisnis.

                          Kedua belah pihak berharap bahwa kerja sama yang telah diresmikan akan membuka pintu bagi peluang bisnis yang lebih besar melalui kolaborasi yang kuat.

                          Diliput juga oleh: Media Indonesia, Suara.com, Industry.co.id, Sindonews.com