
Ilustrasi dua pria menyusun konten. Sumber foto: Freepik/@vectorjuice.
Di era serba instan, kecepatan dalam produksi konten menjadi nilai tambah yang luar biasa. Baik kamu seorang content creator, social media manager, hingga pemilik bisnis kecil, kemampuan membuat konten dari ide hingga tayang hanya dalam satu hari bisa sangat menguntungkan.
Salah satu metode yang banyak digunakan adalah workflow “Brainstorm-Take-Edit” dalam satu hari. Workflow ini membantu menghindari penundaan, mendorong produktivitas, serta menjaga konsistensi dalam unggahan konten.
Mari kita bahas lebih dalam bagaimana cara menjalankannya secara efektif.
Kenapa Harus Produksi Konten dalam Sehari?
Kamu mungkin bertanya-tanya, “Kenapa harus buru-buru? Bukannya lebih baik pelan-pelan tapi matang?”
Jawabannya: dunia digital tidak menunggu.
Setiap hari, ratusan ribu konten baru muncul di beranda orang. Kalau kamu terlalu lama merancang satu konten, bisa jadi idenya sudah basi atau tren-nya lewat. Dengan workflow ini, kamu bisa:
-
- Merespons tren dengan cepat
-
- Meningkatkan engagement karena lebih konsisten upload
-
- Hemat waktu karena kerja terfokus dalam satu hari
-
- Menjaga ritme kerja agar tidak terjebak overthinking
Workflow ini sangat ideal untuk konten harian seperti story, reels, short video, carousel edukatif, atau mini vlog.
1. Brainstorm Pagi: Buka Hari dengan Ide Segar
Pagi adalah waktu terbaik untuk berpikir kreatif. Saat bangun tidur, otak masih fresh dan belum dibebani notifikasi atau distraksi.
Tips Efektif Brainstorming di Pagi Hari
a. Buat Agenda Khusus Brainstorm
Sediakan waktu 30–60 menit hanya untuk berpikir. Jangan diganggu meeting atau kerja lain dulu.
b. Cari Inspirasi Kilat
Scroll media sosial, baca komentar audiens, atau buka situs tren seperti Google Trends, Pinterest, hingga TikTok FYP.
c. Gunakan Catatan Digital
Manfaatkan tools seperti Notion, Trello, atau Google Keep untuk mencatat ide dan referensi. Simpan semua ide meski belum sempurna.
d. Pilih 1–2 Ide Terbaik
Jangan ambil terlalu banyak ide. Fokus pada 1 sampai 2 konsep yang bisa kamu eksekusi dalam waktu singkat.
Contoh: Kalau kamu punya brand minuman, kamu bisa buat konten edukasi soal manfaat bahannya atau behind the scene pembuatannya.
2. Shooting Siang: Eksekusi Cepat dengan Perencanaan Matang
Setelah ide dikunci, waktunya take action! Siang hari cocok untuk proses shooting karena pencahayaan alami membantu kualitas video.
Cara Shooting yang Efisien
a. Siapkan Format Konten
Tentukan format: apakah kamu akan buat video talking head, tutorial, lipsync, POV, atau voiceover? Ini akan menentukan alur pengambilan gambar.
b. Gunakan Alat yang Kamu Punya
Nggak harus pakai kamera mahal. HP zaman sekarang sudah cukup. Yang penting: stabil (pakai tripod), suara jelas (pakai mic clip-on), dan visual terang.
c. Multitake Hemat Waktu
Ambil beberapa take dengan angle berbeda, durasi singkat, atau versi improvisasi. Ini berguna saat proses editing agar kamu tidak kehabisan stok footage.
d. Hindari Perfeksionisme
Ingat, kamu sedang bikin konten cepat. Fokus pada pesan utama dan vibe, bukan pada kesempurnaan kecil yang justru makan waktu.
3. Editing Sore: Rapikan Cerita, Bikin Menarik
Sore adalah waktu pas untuk mengedit karena shooting sudah selesai dan kamu tinggal menyusun alur.
Teknik Editing Cepat Tapi Tetap Kuat
a. Tentukan Gaya Visual
Konsisten dengan style brand kamu. Apakah kamu lebih suka tone estetik, fun, serius, atau santai?
b. Edit Sesuai Platform
Ukuran video TikTok, Instagram Reels, dan YouTube Shorts berbeda. Pastikan proporsi (9:16) dan durasi sesuai batas maksimal.
c. Tambahkan Musik dan Efek Ringan
Gunakan musik yang sedang viral jika sesuai dengan kontenmu. Efek transisi ringan seperti zoom in/out atau cut-to-beat bisa menambah daya tarik.
d. Simpan Versi Draft
Selalu simpan backup atau versi awal sebelum kamu menambahkan efek akhir, supaya lebih mudah revisi jika ada kesalahan.
Kalau kamu masih pemula, tools editing seperti CapCut, VN, atau InShot bisa sangat membantu karena user-friendly dan banyak preset.
4. Publish Malam: Tayang di Waktu Emas
Jam posting juga berpengaruh besar. Malam hari—sekitar pukul 19.00–21.00—adalah waktu di mana audiens aktif scrolling setelah aktivitas harian.
Strategi Publish yang Optimal
a. Caption = Mini Storytelling
Jangan asal tulis caption. Buat cerita pendek, insight, atau pertanyaan menarik agar audiens engage.
b. Gunakan Hashtag Pintar
Campur antara hashtag populer, niche, dan brand sendiri (#kontenharian #tipskreator #namabrandmu). Ini bantu algoritma menemukan kontenmu.
c. Balas Komentar Secepatnya
Setelah publish, luangkan waktu 30 menit untuk membalas komentar. Ini akan meningkatkan interaksi awal dan bantu naik ke algoritma.
d. Analisis Kecil-Kecilan
Setelah 1–2 jam, lihat statistik awal: retention rate, like, comment, save, dan share. Ini bisa jadi insight untuk konten berikutnya.
Bonus: Ulangi Workflow Ini Secara Konsisten
Kekuatan dari metode ini adalah kebiasaan. Kamu mungkin akan merasa kewalahan di awal, tapi setelah 3–4 kali mencoba, kamu akan mulai terbiasa.
Workflow ini juga bisa dipecah jadi dua hari jika kamu ingin lebih santai:
-
- Hari 1: Brainstorm + Shooting
-
- Hari 2: Editing + Publish
Atau, kamu bisa batching: satu hari untuk membuat 3 konten dengan metode ini, lalu simpan untuk tayang mingguan.
Kesimpulan
Workflow Brainstorm–Take–Edit dalam Sehari bukan hanya tentang cepat, tapi tentang efisiensi dan ketajaman eksekusi.
Dengan pembagian waktu yang jelas brainstorming pagi, shooting siang, editing sore, dan publish malam kamu bisa tetap produktif tanpa mengorbankan kualitas.
Coba jalankan pola ini minimal seminggu sekali, lalu lihat sendiri dampaknya ke performa kontenmu. Konsistensi, kejelian melihat tren, dan kemauan untuk terus improve adalah kunci dari workflow ngebut ini.
Selamat mencoba, dan semoga kontenmu makin cuan!