GHH akan mendorong kesiapan sumber daya UMKM dengan berbagai strategi.
Global Halal Hub (GHH) yang salah satunya diinisiasi oleh Platform Digital Ekspor (PDEkspor Indonesia berkomitmen mengorkestrasi ekosistem UMKM Indonesia untuk masuk pada penjualan retail e-commerce dunia. Ketua Umum PDEkspor Hadi Lee menyampaikan GHH akan mendorong kesiapan sumber daya UMKM dengan berbagai strategi.
“Kita terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk membahas permasalahan dan solusi yang dihadapi untuk meningkatkan tingkat industri halal Indonesia di kancah dunia,” katanya dalam peluncuran GHH, Kamis (29/1).
Pembahasan GHH meliputi strategi untuk menguasai pasar global, peningkatan kompetensi SDM dalam mendorong penguatan halal, baik secara kuantitas dan kualitas, meningkatkan kuantitas ekspor, termasuk solusi pembiayaan UMKM halal untuk mendorong pertumbuhan ekspor.
Selain itu juga, solusi mengurus izin, legalitas, sertifikasi, dan standarisasi UMKM halal. Selanjutnya, terkait optimalisasi logistik produk ekspor, perjanjian internasional, hingga mendorong produk halal dalam marketplace global.
“Pemasaran global tersebut menyasar marketplace seperti Amazon, Alibaba, dan lainnya,” kata dia.
Ia menegaskan, pencanangan ekosistem GHH ini sebagai gerakan nasional sinergitas Indonesia menuju pusat produsen halal dunia 2024. Dalam kesempatan ini, GHH juga secara simultan melepaskan ekspor produk UMKM dan Produk Halal senilai 9 juta dolar AS.
Produk-produk tersebut terdiri dari makanan halal, seperti produk mi, gudeg, bumbu, gado-gado, kue bulan, juga produk UMKM diantaranya manggis dan cocoa powder. Ekspor dilakukan ke 23 negara tujuan, antara lain Amerika Serikat, China, India, dan Mesir.
Potensi pasar digital global sendiri sangat besar. Pada 2020, penjualan e-commerce global seluruh dunia menyentuh 3,9 triliun dolar AS atau Rp 56.003 triliun, naik 17 persen secara tahunan. Nilai transaksi tertinggi berasal dari China yang sebesar dua triliun dolar AS, diikuti Amerika Serikat sebesar 792 miliar dolar AS, dan Jepang sebesar 178 dolar AS.
Asia Tenggara tercatat 62 miliar dolar AS dan Indonesia 32 miliar dolar AS atau Rp 459 triliun. PDEkspor menyampaikan, dengan menghitung dampak pandemi baik tataran global dan domestik Indonesia memiliki potensi ekspor yang belum termanfaatkan.
Nilainya mencapai 94,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.359 triliun. Potensi ekspor yang sudah termanfaatkan, menurutnya, adalah 50,3 persen. Data-data tersebut diperoleh dari International Trade Center dan diolah oleh Indonesia Eximbank.
Di dalam negeri, Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI) 2021 dari Bank Indonesia juga menyajikan data peningkatan nilai transaksi produk halal di e-commerce. Misal, nilai transaksi fesyen muslim melalui e-commerce mencatatkan peningkatan signifikan pada 2021.
Sampai dengan Oktober 2021, akumulasi nilai transaksi produk fesyen muslim melalui e-commerce tumbuh sebesar 72,10 persen (yoy). Total nilai transaksinya sebesar Rp 11,19 triliun. Sementara itu, makanan dan minuman halal mencatat nilai transaksi pembelian makanan dan minuman halal mencapai Rp 202 miliar.
Sumber: Republika.co.id
Baca juga: Wapres Luncurkan Global Halal Hub, Cara UMKM Tembus Pasar Global