Berangkat dari kesukaan yang sama yaitu mengkonsumsi jamu, dua wanita muda, Helena dan Aisyah melihat adanya peluang usaha produk jamu sehingga pada akhirnya mereka mencetuskan untuk membuat produk jamu kekinian yang diberi nama “Kedai Kunyit”. Sama-sama bukan ahli di bidang tanaman obat, tidak menyurutkan niat kedua owner ini untuk memanfaatkan peluang usaha produk jamu ini. Melalui riset dan berbekal sharing bersama orang terdekat yang cukup paham dengan jamu, Helena dan Aisyah terus mengembangkan produk jamunya.
Latar belakang pendidikan yang cukup jauh dari pengetahuan obat tradisional, justru membuat dua wanita muda ini semakin terpacu dan bersemangat mengembangkan “Kedai Kunyit”. Melalui memaksimalkan potensi internet, mereka memasarkan produk jamu kekiniannya di sosial media dan marketplace. Pengelolaan marketing dan produksi pun dikerjakan bersama-sama, mulai dari memasak, mengemas, membuat konten promosi, memasarkan melalui sosial media, dan menjualnya melalui marketplace.
Usaha Kedai Kunyit berkembang berjalan bukan tanpa kendala. Kesibukan keduanya yang kesehariannya cukup padat, membuat keduanya bisa saling mengisi tugas satu sama lain. Helena yang juga bekerja, mendapat bagian mengelola konten sosial media dan marketplace, sedangkan Aisyah mendapatkan bagian untuk produksi dan pengemasan. Walau demikian, keduanya juga dapat mengerjakan tugasnya bersama-sama jika mendapat waktu yang memungkinkan untuk berkumpul.
Kedai Kunyit memiliki tujuan selain menjadi usaha, juga ingin menyehatkan para Kanca Kunyit, sapaan untuk para konsumen Kedai Kunyit. Niat tulus dari usaha ini pun disambut baik oleh para konsumennya. Terbukti setelah berjalan dengan usia yang masih tergolong sebentar, Kedai Kunyit telah memliki beberapa pelanggan tetep dengan pemesanan yang rutin. Terlebih ketika Pandemi Covid melanda, Kedai Kunyit hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kebutuhan konsumsi produk bernutrisi sehat.
Kedua owner Kedai Kunyit pun menambahkan value dari produk serta brand mereka dengan kampanye cinta lingkungan. Setiap konsumen yang memesan produknya akan mendapatkan diskon sebesar 30% jika mereka mengembalikan botol bekas kemasan Kedai Kunyit untuk menjadi dapat digunakan kembali setelah disterilisasi. Hal ini tentu menjadi kampanye positif yang mendorong para konsumen atau bahkan calon konsumennya, untuk lebih cinta terhadap lingkungan.
Berbicara soal inovasi rasa, Kedai Kunyit sebagai produk minuman tidak mau ketinggalan. Stigma mengenai rasa jamu yang sering dianggap pahit dan tidak enak, seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan produk jamu Kedai Kunyit. Beruntung memiliki owner yang berpikir kreatif dan inovatif, Kedai Kunyit mengeluarkan produk jamu yang memiliki rasa lebih kekinian, yang diberi nama xxxx Segar. Tentunya produk unggulan ini menjadi pilihan produk yang semakin menambah menarik Kedai Kunyit.
Kedai Kunyit menjadi sebuah contoh nyata, bahwa siapa saja dapat melahirkan produk unggulan apa saja, dan mengembangkannya dengan cara bagaimana saja. Latar belakang pendidikan formal yang berbeda dengan usaha yang akan dijalankan bukan menjadi hambatan. Keterampilan dan kemampuan diri adalah kunci utama dari memulai sebuah usaha. Hambatan bukanlah sebuah halangan untuk memulai, karena semua kendala dapat dicari solusinya. GeTI Incubator sebagai salah satu mitra resmi pemerintah dalam menjalankan Program Kartu Prakerja memiliki berbagai kelas pengembangan diri dengan berbagai materi tentang pengembangan usaha dan marketing. Pelajari berbagai kelas yang dapat membuka peluang usaha dengan pengembangan kemampuan diri yang lebih mendalam. Pilih kelas sesuai dengan minat dan kebutuhan kamu di GeTI Incubator. Daftar Sekarang!
Baca juga: 6 Alasan Kenapa Harus Ikut Program Kartu Prakerja