
Ilustrasi konten edukasi. Sumber foto: Freepik/@pikisuperstar.
Konten edukasi sering kali dianggap “terlalu serius” untuk viral di media sosial seperti TikTok dan Instagram. Tapi kenyataannya, banyak juga akun yang rutin berbagi ilmu, tips, atau info penting dan tetap banjir views, like, bahkan komentar.
Jadi, gimana caranya bikin konten yang ngajarin sesuatu tapi tetap menarik? Apalagi di era sekarang, ketika perhatian orang hanya bertahan beberapa detik saja. Artikel ini akan membahas tips dan strategi biar kamu bisa bikin konten edukatif yang nggak cuma bermanfaat, tapi juga viral!
1. Mulai dengan Hook yang Kuat
Di TikTok dan Reels, 3 detik pertama itu segalanya. Kalau kamu nggak bisa menarik perhatian secepat itu, orang bakal scroll lewat.
Contoh Hook:
- “Kamu pasti sering salah paham soal ini…”
- “Cuma butuh 1 menit buat ngerti topik ini!”
- “Kenapa sih orang pintar justru sering gagal?”
Pancing rasa penasaran. Jangan langsung kasih jawaban. Bangun rasa ingin tahu dulu.
2. Gunakan Bahasa yang Ringan dan Akrab
Jangan terdengar seperti guru di depan kelas. Di medsos, orang lebih suka gaya ngobrol santai. Kamu bisa tetap menyampaikan fakta atau ilmu, tapi dengan gaya kasual seperti sedang cerita ke teman.
Misalnya:
Daripada: “Sistem pencernaan manusia terdiri dari…”
Ganti dengan: “Pernah nggak sih kamu mikir ke mana makanan yang kamu makan itu pergi?”
Gaya ini lebih relatable dan bikin orang betah nonton sampai habis.
3. Visual yang Dinamis = View Meningkat
Konten edukatif sering kehilangan penonton di tengah video karena visualnya monoton. Hindari itu dengan ganti-ganti angle, tambahkan teks dinamis, emoji, dan transisi cepat. Kalau kamu ngomong depan kamera, sesekali sisipkan footage pendukung, animasi, atau potongan grafis yang bantu menjelaskan isi konten.
Tips Editing:
- Gunakan font besar dan kontras.
- Tambahkan subtitle (banyak orang nonton tanpa suara).
- Jaga pacing: jangan terlalu lambat, tapi juga jangan terlalu cepat sampai susah dicerna.
4. Pakai Cerita atau Studi Kasus Nyata
Manusia suka cerita. Bahkan ilmu rumit pun bisa lebih mudah dipahami saat dibalut dalam storytelling. Kamu bisa mulai konten dengan kisah nyata, pengalaman pribadi, atau studi kasus yang relevan.
Contoh:
“Kemarin aku nemu berita soal anak SMA yang bisa masuk MIT karena bikin alat pendeteksi banjir dari barang bekas. Gini cara kerjanya…”
Cerita bisa membuat topik berat terasa lebih dekat dan menyentuh.
5. Durasi Pendek, Tapi Padat
Meskipun TikTok sekarang bisa sampai 10 menit dan Reels juga makin panjang, algoritma masih suka konten singkat yang langsung ke poin. Idealnya, durasi antara 30–60 detik. Kalau memang butuh lebih, pecah jadi part 1, part 2, dan seterusnya.
Trik Jitu:
- Buat skrip singkat sebelum rekam.
- Fokus pada 1 pesan inti per video.
- Simpan detail tambahan buat video selanjutnya.
Jangan terlalu berusaha jelaskan semuanya dalam satu video. Bikin orang penasaran adalah strategi!
6. Sisipkan Humor atau Twist
Belajar sambil ketawa = kombo sempurna. Kamu bisa selipkan humor ringan, ekspresi lucu, atau twist yang tak terduga di akhir video. Hal ini bisa memicu orang buat nonton sampai habis, bahkan nonton ulang.
Contoh Twist:
“Yang bikin kamu susah fokus bukan karena kamu malas… tapi karena kamu belum tidur cukup 7 jam!”
Hal-hal mengejutkan seperti ini membuat penonton ingin share ke teman mereka.
7. Gunakan Tren, Tapi Jangan Kehilangan Misi
Boleh banget ikut tren audio, filter, atau tantangan. Tapi jangan asal ikut. Pastikan tetap ada nilai edukatif yang bisa kamu selipkan.
Contoh:
Lagu viral dipakai sambil menjelaskan tips belajar cepat.
Atau pakai filter kuis sambil menjelaskan fakta-fakta sejarah unik.
Tren membuat konten kamu “masuk radar” algoritma, sedangkan edukasi bikin konten kamu punya nilai jangka panjang.
8. Ajak Interaksi: Tanya, Minta Komentar, atau Buat Quiz
Algoritma TikTok dan IG Reels senang saat konten kamu bikin orang berhenti scroll dan mulai terlibat. Jadi, tutup videomu dengan ajakan aksi (CTA) seperti:
- “Kamu setuju nggak? Tulis di kolom komentar.”
- “Pernah ngalamin hal kayak gini?”
- “Part 2-nya mau dibahas minggu depan. Follow dulu biar nggak ketinggalan.”
Semakin banyak interaksi, semakin besar peluang videomu direkomendasikan ke lebih banyak orang.
9. Konsisten dan Berani Eksperimen
Konten viral itu bukan soal hoki doang. Konsistensi dan eksperimen adalah kunci. Kamu mungkin butuh beberapa kali upload sebelum nemu formula pas. Cobalah format berbeda: carousel, mini vlog, talking head, storytelling, atau animasi.
Analisa video yang performanya paling bagus, dan ulang elemen yang berhasil. Jangan takut gagal — anggap setiap video sebagai latihan.
10. Tetap Edukatif, Tapi Jangan Kaku
Inti dari konten edukatif adalah memberikan nilai tambah. Tapi bukan berarti harus selalu serius atau penuh istilah ilmiah. Kamu bisa edukatif sambil tetap menghibur, apalagi di platform seperti TikTok dan IG yang audiensnya mayoritas Gen Z dan milenial.
Yang penting, kamu tahu siapa audiensmu, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana menyampaikannya dengan cara yang menyenangkan.
Penutup
Di tengah lautan konten hiburan, konten edukatif yang dikemas dengan kreatif punya potensi besar buat viral. Apalagi kalau kamu bisa menggabungkan unsur “bermanfaat” dan “menarik” dalam waktu singkat. Jadi, yuk mulai eksperimen dan sebarkan ilmu dengan cara yang asyik!
Karena belajar nggak harus membosankan, dan konten mendidik bukan berarti sepi perhatian. Justru, kamu bisa jadi inspirasi dan trendsetter baru di TikTok dan Instagram.