Beberapa waktu terakhir, kita semakin banyak mendapatkan informasi mengenai krisis iklim. Seiring itu, ternyata berkembang juga pembahasan tentang kebutuhan akan green skills atau keterampilan hijau.
Secara sederhana green skills bisa dibilang sebagai kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis iklim. Tidak hanya itu, di saat yang sama keahlian tersebut juga menguntungkan secara ekonomi.
Hal tersebut sangat wajar banget. Pasalnya, semakin ke sini, keterampilan hijau ternyata makin banyak dicari. Makanya enggak mengherankan beberapa tahun belakangan ini, mulai banyak yang menyertakan green skills sebagai kualifikasi dalam lowongan pekerjaannya.
Namun, sangat mungkin di antara kita ada yang belum mengetahui alasan mengapa green skills dibutuhkan selain mengatasi krisis iklim. Lalu, bisa jadi masing-masing dari kita masih ada juga yang belum tahu contoh pekerjaan yang berhubungan dengan green skills.
Maka itu, Getters, dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai alasan yang membuat green skills semakin dibutuhkan. Lainnya, kita bakal mencari tahu bersama-sama jenis pekerjaan apa saja yang membutuhkan keterampilan tersebut.
Tren Lapangan Kerja Naik
Alasan mengapa green skills dibutuhkan tidak lain karena adanya peningkatan kebutuhan akan keterampilan tersebut. Artinya, semakin ke sini lowongan pekerjaannya makin banyak! Hal ini sebagaimana temuan LinkedIn—platform yang menyediakan informasi lowongan kerja—dalam “Global Green Skills Report”.
Laporan tersebut menyatakan lapangan kerja yang membutuhkan green skills naik sampai 22,4% pada 2023. Sementara di dalam negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) juga menemukan hal serupa.
Dalam risetnya, Bappenas memprediksi sampai 2045 nanti ada 15 juta lapangan kerja baru terkait green jobs. Nah, green jobs atau pekerjaan hijau ini sangat berhubungan erat dengan green skills.
Adapun lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios), menyatakan akan ada jutaan lapangan kerja baru dalam 10 tahun ke depan ketika Indonesia masuk pada transisi hijau. Tak tanggung-tanggung, jumlah yang diprediksi mencapai 19 juta lapangan kerja! Banyak banget kan?
Maka itu, Getters, kita bisa menyimpulkan pernyataan lapangan kerja yang membutuhkan keterampilan hijau semakin banyak itu benar adanya.
Persaingan Rendah
Tidak mengherankan mengapa orang-orang mulai mencari tahu green skills. Pasalnya, lapangan kerja yang semakin dibutuhkan saat ini dan masa depan itu, ternyata tidak disertai dengan kenaikan orang-orang yang memiliki green skills.
Kalau kita merujuk ke “Global Green Skills Report”, maka kita mendapati keterangan, meski kebutuhan akan keterampilan hijau naik, tapi kenaikan orang yang mengunggah green skills di profilnya tidak banyak atau cuma naik 12,3%.
Oleh karena itu, seseorang yang menekuni green skills memiliki peluang yang besar untuk berkarir di sektor ekonomi hijau dan berkelanjutan. Kalau begini, bisa-bisa bukan nyari kerja, tapi pekerjaan yang menghampiri!
Potensi Naik Pendapatan
Alasan mengapa green skills dibutuhkan berikutnya berhubungan sama pendapatan atau gaji. Lantaran keahlian tersebut sangat dibutuhkan, maka orang-orang yang memilikinya berpotensi punya gaji yang tinggi.
Kenapa bisa begitu? Umumnya, Getters, gaji atau pendapatan yang di atas rata-rata ini bisa diperoleh karena perusahaan sering banget memberikan apresiasi lebih kepada pegawainya yang punya green skills. Apresiasi ini salah satunya bisa berupa kenaikan gaji.
Di samping itu, green skills juga sangat membuka peluang kita untuk memiliki usaha sendiri yang ramah lingkungan. Misalnya, mengolah limbah kertas dan plastik menjadi barang kerajinan tangan untuk dijual kembali.
Hal semacam itu tentunya bisa menjadi sumber pendapatan baru untuk kita. Selain itu, usaha yang menerapkan konsep ekonomi hijau atau mendaur ulang, tentunya lebih mudah diterima masyarakat.
Manfaat untuk Lingkungan
Selanjutnya, green skills semakin banyak dicari dan digandrungi banyak pihak karena orang yang menguasainya tidak hanya memperoleh manfaat finansial. Sebab, mereka yang memiliki keterampilan hijau sudah barang tentu memberikan sumbangsih nyata untuk kelestarian lingkungan.
Hal itu tentu saja menjadi kebanggaan untuk diri kita sendiri. Sebab, selain mencari rezeki, di saat yang sama kita ikut serta menjaga lingkungan dan mengatasi krisis iklim yang dampaknya sangat buruk, seperti: suhu Bumi makin panas, sering banjir, atau kebakaran hutan.
Contoh Pekerjaan yang Membutuhkan Green Skills
Setelah mengetahui empat alasan mengapa green skills dibutuhkan, tibalah Getters untuk kita mencari tahu beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tersebut. Jika kita mengacu pada ekosistem ekonomi hijau, maka diketahui ada ratusan jenis green jobs di tanah air.
Hal tersebut berdasarkan publikasi Bappenas terkait “Peta Okupasi Nasional Green Jobs” dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Di laporannya, Bappenas berhasil mengidentifikasi ada 191 okupasi pekerjaan green jobs.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut fokus pada lima area. Antara lain: pertanian, manufaktur, energi terbarukan, jasa pariwisata, dan konstruksi. Adapun jenis pekerjaannya, seperti: auditor lingkungan, spesialis pertanian organik, dan analis kebijakan energi.
Sementara menurut LinkedIn, tiga green jobs yang banyak dicari perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah agronomis, analis energi, dan sustainability manager.
Kendati demikian, sejatinya green skills dibutuhkan di seluruh industri, sebab keterampilan ini merupakan respons dari perubahan iklim. Adapun jenis pekerjaan ekonomi hijau yang termasuk menjanjikan, yaitu: carbon accounting, ecopreneur, dan corporate social responsibility (CSR).
Carbon Accounting
Salah satu jenis pekerjaan yang memiliki dampak nyata adalah carbon accounting. Orang yang bekerja sebagai akuntan karbon bertugas melakukan penghitungan jumlah gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan, baik langsung maupun tidak, dari suatu aktivitas ekonomi atau organisasi.
Seseorang yang mempelajari penghitungan emisi karbon, maka ia akan bersentuhan dengan hal-hal, seperti dokumen pemilihan faktor emisi karbon, karbon hutan, atau penghitungan selisih emisi dan serapan karbon.
Ecopreneur
Mereka yang berprofesi sebagai ecopreneur adalah wirausaha yang menjual dan menciptakan produk dan/atau jasa yang ramah lingkungan. Dalam penerapannya, seorang ecopreneur berdiri di atas prinsip ekonomi lingkungan dan ekologi.
Maka dalam menjalankan bisnisnya, selain mencari keuntungan finansial, fokus dari penerapan ecopreneur adalah pengurangan dampak lingkungan. Oleh sebab itu, Getters, setiap produk yang dihasilkan pasti meninggalkan limbah yang minim, sehingga biaya produksi bisa lebih rendah.
Keuntungan lain yang bisa diambil sebagai ecopreneur adalah potensi mendapatkan pendanaan dari banyak pihak atau kelompok tertentu. Akan tetapi, seorang ecopreneur perlu juga melengkapi dirinya dengan keterampilan penunjang. Tujuannya, agar bisa memaksimalkan kompetensi hijau yang dimilikinya.
CSR
Profesi lain yang masuk kategori ekonomi hijau adalah CSR. Seseorang yang bekerja sebagai CSR, biasanya akan berhadapan dengan tugas-tugas, seperti menyiapkan kader pemberdayaan masyarakat, inovasi untuk pemberdayaan masyarakat, dan mengembangkan kemandirian.
Oleh karena itu, tugas-tugas yang bakal dilakukan seorang CSR lebih banyak bersentuhan dengan aktivitas sosial.
Nah, Getters, demikianlah penjelasan yang bisa disampaikan perihal alasan mengapa green skills dibutuhkan saat ini dan di masa depan. Selain itu, kita pun sudah mengetahui bidang dan contoh pekerjaannya.
Maka itu, jika Getters tertarik bekerja di bidang yang membutuhkan green skills, ada baik untuk tidak menunda-nunda belajarnya. Sebagai informasi, saat ini LPK GeTI sudah menyediakan kelas program prakerja Penghitungan Emisi Karbon dan Penyusunan Program CSR Perusahaan yang dapat membantu kamu membangun karir di sektor ekonomi hijau, lho!