Apa yang terlintas dalam pikiran kita ketika mendengar kata absurd? Bisa jadi, Getters, kita langsung mengasosiasikan absurd sebagai sesuatu yang tidak jelas.
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita justru terheran-heran atau bingung ketika dihadapkan dengan sesuatu yang absurd atau tidak jelas.
Akan tetapi, sesuatu yang tidak jelas itu ada kalanya membuat kita tertawa. Contoh, ketika kita mendengarkan lelucon yang secara nalar tidak bisa diterima, tapi tetap merasa terhibur. Biasanya, hal semacam ini kita alami saat menonton stand up comedy.
Absurditas sendiri, Getters, merupakan kata yang menjelma dari kata absurd itu sendiri. Terus, apa sih yang dimaksud dengan absurditas?
Pengertian Absurd
Seperti yang sudah disebut di awal, absurditas berasal dari kata absurd. Bersumber dari Kumparan.com, absurd adalah sesuatu yang aneh. Jika kita membawanya ke dalam konteks filosofis, absurd dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal.
Lantaran hal tersebut, absurditas menjadi sesuatu yang susah buat dipahami, bikin kita pusing pokoknya.
Kenapa sih begitu? Jawaban sederhananya karena hal-hal yang absurd kerap bertentangan dengan pengalaman sehari-hari kita.
Kendati begitu, Getters, sesuatu yang tidak jelas ini ternyata malah bisa menjadi ide konten!
Apa itu Konten?
Seperti yang kita tahu, konten adalah hasil proses kreatif yang umumnya disampaikan secara digital. Masih merujuk Kumparan.com, kita dapat mengetahui ada berbagai jenis konten.
Misalnya, konten informatif. Dikatakan demikian karena isi kontennya adalah memberikan informasi. Entah itu terkait peristiwa, kejadian, fakta, dan lainnya yang bersifat informatif.
Jenis berikutnya adalah konten edukatif. Yup, Getters, disebut begitu karena isi kontennya memberikan pengetahuan bagi para audiensnya.
Sebagai contoh, kamu ahli dalam memainkan gitar dan tertarik membuat konten seputar gitar dan cara memainkannya. Maka, konten yang kamu produksi tergolong sebagai konten edukatif.
Oleh sebab itu, edukatif dalam konteks ini tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi, bisa juga berupa ilmu-ilmu lain dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tips dan trik.
Dalam dunia perkontenan, kita juga mengenai jenis konten interaksi. Dalam praktiknya, Getters, orang yang membuat konten ini biasanya kerap mengajak audiensnya dalam berinteraksi.
Interaksi yang dimaksud bisa berupa tanya jawab, curhat, kuis, atau berbincang-bincang saat sedang live.
Lebih lanjut, ada pula jenis konten review. Disebut demikian karena isinya memang memberikan ulasan. Adapun ulasan yang bisa diberikan sangat luas.
Sebagai contoh, bisa mengulas makanan, minuman, penginapan, kendaraan, kursi, kasur, pakaian, dan masih banyak lagi.
Terus, konten yang absurd itu gimana?
Konten Absurd
Jika kita berpedoman dengan pengertian absurd dan konten, maka absurditas konten dapat kita artikan sebagai konten yang tidak masuk akal, tapi dapat diterima.
Akan tetapi, konten yang tidak masuk akal yang dimaksud dalam hal ini bukanlah konten yang melanggar hukum negara, hukum agama, dan norma-norma sosial, ya, Getters! Namun, sebagai konten yang sulit diterima secara nalar, tapi tetap menghibur.
Dan menghibur itulah yang menjadi ruh dari konten absurd. Terus, contoh konten absurd itu kayak gimana?
Getters mungkin sudah tidak asing lagi bukan dengan komedian Indra Frimawan dan Rigen bukan? Dalam beberapa kesempatan, keduanya sering banget berduet untuk bikin konten.
Konsep konten yang disuguhkan kepada audiens pun sebetulnya dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti nongkrong sambil main gitar atau ngobrol di warung makan pinggir jalan.
Namun, menariknya dari konten tersebut adalah sosok Indra yang kerap memberikan jawaban nyeleneh atau absurd dalam setiap obrolan bersama Rigen.
Jawaban tersebut tak pelak bikin Rigen jengkel dan naik darah. Nah, pada bagian inilah audiens biasanya tertawa melihat bagaimana tingkah laku kedua orang itu.
Gaya Indra dengan komunikasi komedi yang absurd dan Rigen yang diposisikan sebagai punya pola pikir yang sama seperti kebanyakan orang, akhirnya menjadi satu kesatuan yang menghibur para audiensnya.
Namun, apakah itu betul menghibur? Jawabannya memang belum tentu. Akan tetapi, fakta tidak berbohong, bahwa konten Indra dan Rigen selalu banyak ditonton orang.
Buktinya dalam channel YouTube VINDES, konten Indra dan Rigen pernah ditonton sampai 2,5 juta kali. Hal ini tentunya bisa menjadi bukti pula kalau konten absurd yang menghibur juga punya penikmatnya di Indonesia.
Absurditas sebagai hiburan sejatinya memang dapat diterima banyak orang. Dan ketidakjelasan yang ditawarkan itulah, yang menjadi daya tarik konten absurd. Sebab, hal tersebut dianggap sebagai cara lain untuk tertawa.
Meskipun terkesan aneh, tapi toh bukan soal juga jika kita menikmati konten semacam itu, atau bahkan memproduksinya.
Nah, ngomong-ngomong soal produksi konten, bukan bualan kalau kita pun juga bisa melakukannya. Pasalnya, siapa saja memang bisa membuatnya. Terpenting, ada kemauan.
Selain kemauan, kita juga perlu peralatan. Namun, Getters nggak perlu khawatir karena alat-alat untuk produksi konten nggak melulu dengan barang-barang mahal.
Sebab, kunci utama membuat konten adalah kreativitas, bukan seberapa mahal barang yang digunakan!
Selain kemauan dan peralatan, agar konten maksimal, kita juga perlu menyiapkan diri dengan keterampilan atau skill terkait. Nah, buat kamu yang mau belajar bisa banget cek kelas konten yang ada di LPK GeTI. Yuk cek kelas-kelasnya di sini!